Oleh Aswar Hasan
Pada tahun 2011 bulan Oktober tanggal 19, Portal Online Harian Tribun Timur menulis berita bahwa Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai gubernur peraih penghargaan terbanyak dalam tiga tahun kepemimpinannya.
Pengumuman rekor MURI tersebut, dibacakan disela-sela upacara HUT ke-342 Provinsi Slawesi Selatan oleh Senior Manager MURI, Paulus Pangka. Rekor Syahrul ini tercatat dalam buku besar rekor MURI nomor 5142.
Menurut data penulis, Gubernur Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah ditaburi kurang lebih 200 penghargaan. Tetapi yang paling mengejutkan diantaranya, adalah diraihnya penghargaan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tujuh kali berturut-turut dengan klasifikasi Clear and Clean.
Ketika ditanya oleh wartawan apa tanggapannya atas seabrek penghargaan yang telah diterimanya itu, SYL dengan merendah, menjawab; " itu semua karena kerja keras segenap aparat di Pemprov dan dukungan masyarakat Sulsel. Penghargaan tersebut, sesungguhnya dari dan untuk mereka juga."
Setidaknya, sebuah penghargaan, memiliki nilai fungsi dalam empat hal, yaitu: Pertama, memperkuat motivasi agar bekerja lebih berprestasi. Kedua, memberi label bahwa orang atau lembaga bersangkutan memiliki kemampuan lebih jika dibandingkan dengan lainnya. Ketiga, sebagai alat atau sarana untuk berkompetisi agar kerja tidak stagnan atau malah terdevaluasi. Keempat, sebagai bentuk apresiasi atas prestasi kerja.
Penghargaan itu, penting, sebagaimana halnya menghargai sebuah penghargaan. Maka dalam pada itu, menghargai prestasi SYL sebagai Gubernur berdasarkan sederet penghargaan yang telah diraihnya, adalah sebuah kewajaran dan kepantasan. Untuk itu, warga Sulsel patut berbangga. Karena itu adalah sebuah kegemilangan kepemimpinan pemimpinnya.
Di balik gelimang penghargaan tersebut, pasti ada gemilang pribadi dan karakter yang menjadi akar pemicu munculnya sejumlah penghargaan. Untuk itu, dalam tulisan pendek ini, penulis akan menganalisisnya dalam aspek studi komunikasi dan kepemimpinan dengan tujuan, mencari latar sebab atau penjelasan ilmiah atas prestasi kepemimpinan SYL sehingga ditaburi seabrek penghargaan.
Warren Bennis, profesor bidang manajemen di Universitas of Southern California Graduat School of Business Administration, melakukan penelitian selama empat tahun terhadap sembilan puluh pemimpin yang berhasil dengan berfokus pada kualitas yang menunjang keberhasilan mereka. Usia sampel penelitiannya antara 50 hingga 60 tahun. Bennis pun membedakan secara tajam antara pemimpin dan manajer. Menurutnya, pemimpin yang sukses itu, selalu melakukan sesuatu yang benar. Sementara manajer yang sukses, selalu melakukan sesuatu dengan benar.
Kita tentu pernah menemukan orang yang melakukan sesuatu dengan benar, namun tidak melakukan hal yang benar. Contohnya, adalah pejabat yang mengorupsi anggaran negara, secara rapih dan "benar," tanpa bisa tersentuh-dibuktikan- oleh aparat penegak hukum. Atau melaksanakan hasil kesepakatan atau perencanaan yang salah secara benar. Mereka ini bukan kategori pemimpin. Pemimpin, adalah orang yang selalu melakukan sesuatu yang benar, dengan cara yang benar, sehingga publik membenarkannya, dan mengakuinya.
Menurut Bennis, ada lima kualitas kepemimpinan yang berhasil, yaitu; Pertama, memiliki harga diri dan tahu mengukur kekuatan/potensi diri. Ia sangat mengetahui kemampuannya, dan tahu kapan dan dimana ia bisa memanfaatkan kemampuannya itu. Kata Bennis, dalam upayanya menjadi pemimpin yang unggul, sejak muda mereka sudah mengidentifikasi bidang kekuatan apa yang harus dikuasai dan mengasuhnya dengan baik. Mereka sangat mahir untuk menghitung kesesuaian antara apa yang mereka dapat lakukan dengan sangat baik dan untuk kebutuhan lembaga dimana mereka bekerja. Jika itu tidak sesuai, maka mereka tahu kapan harus berhenti. Mereka sangat puas dengan dirinya (percaya diri). Dan selalu merasa tidak perlu membuat kasus. Profesor Bennis pun menguncinya dengan kalimat; "kedengarannya, mereka terlalu berbangga diri, tetapi sebenarnya tidak. Indiv
FERRYANTO BELOPADANG, [25.10.17 18:38]
idu ini, sangat mengetahui kemampuannya dan ia memanfaatkannya."
Kedua, memiliki kemampuan untuk menerjemahkan niatnya (ambisinya) menjadi kenyataan dan mempertahankannya. Bennis menjelaskan, bahwa sebelum mereka menerjemahkan niatnya menjadi nyata, mereka terlebih dahulu menyatakannya secara meyakinkan agar menarik dan memotivasi pengikut. Pandangannya (niatnya) itu, disampaikan dengan meyakinkan, dengan kekuatan penetrasi yang kuat ke seluruh lapisan, sehingga membawa organisasi yang dipimpinnya ke level yang diinginkannya itu.
Ketiga, memiliki kemampuan mengkomunikasikan pandangannya, sehingga dengan mudah mendapatkan simpati dan pendukung. Dari ciri ketiga ini, kita bisa menebak bahwa yang bersangkutan pasti bisa dengan baik tampil di podium untuk berpidato tanpa persiapan konsep atau berbicara tanpa konsep. Ia pun piawai menuliskan ide-idenya. Ia seorang komunikator sekaligus orator yang ulung.
Keempat, ciri pemimpin unggul adalah juga karena mereka memiliki kemampuan dan kapasitas untuk memberi kuasa (mendelegasikan) kepada kepada orang lain. Ia melipatgandakan energi dan kemampuannya demi mendapatkan hasil yang diinginkan melalui penciptaan lingkungan yang mendukungnya.
Kelima, pemimpin yang unggul adalah pemimpin yang memiliki kegigihan, konsistensi dan selalu fokus pada keinginannya. Sekali ia menyatakan keinginannya, pantang menyerah surut ke belakang, sebelum cita-citanya terwujud.
Dia juga pribadi yang konsisten dan bertanggung jawab memikul risiko, berani berbuat, juga berani menanggung akibatnya. Tidak lari dari tanggung jawab. Karakternya kuat dan tidak mudah goyah. Dalam mengejar cita-citanya, ia fokus dan tidak mudah terpengaruh dari hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan target pencapaiannya.
Demikianlah lima faktor karakter ciri pemimpin unggul, berdasarkan hasil penelitian Profesor Warren Bennis selama empat tahun, terhadap 90 pemimpin dan eksekutif yang sukses.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana halnya dengan model kepemimpinan Gubernur SYL jika dikaitkan dengan lima karakter pemimpin unggul menurut Profesor Bennis? Untuk mendapatkan jawaban yang akurat secara ilmiah -akademis-, tentu dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan menjadikan model kepemimpinan Gubernur SYL sebagai objek penelitian.
Namun, jika boleh penulis mengetengahkan sebuah hipotesis berdasarkan kriteria Prof. Bennis tersebut, maka boleh jadi seluruh ciri yang disebutkan oleh Bennis tersebut, juga terdapat pada diri Gubernur SYL. Bahkan, tidak mustahil muncul temuan yang merupakan tambahan ciri pemimpin unggul. Tidak percaya? silakan teliti, dan buktikan.
----------------------------
*) Penulis adalah Dosen Departemen Komunikasi FISIP UNHAS
Saat ini menjabat sebagai Ketua KIP Sulsel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar