Kamis, 28 Februari 2013

Ini Mobil Maut Tempat 4 Bocah Tewas Misterius

Agus Siswanto - detikNews

 
Foto: agus siswanto/detikcom

Batam - Empat bocah tewas misterius setelah dilaporkan hilang 2 hari di Batam, Kepulauan Riau. Mereka ditemukan di sebuah mobil. Seperti apa mobil tempat bocah-bocah malang itu menghembuskan nafas terakhir?

Meski kondisinya terlihat mulus, mobil Subaru berwarna hitam itu sudah tak terpakai lagi. Hanya dionggokkan di dekat bengkel sekitar Pasar Cik Puan, Sei Panas, Batam. Tak jauh dari lokasi terakhir warga melihat 4 korban bermain.

Dua ban mobil bernopol BM 1306 XS itu copot sehingga tak mungkin dipindah-pindah. Di dekatnya, ada 4 mobil bekas.

Informasi di lokasi kejadian, saat ditemukan, tiga pintu mobil terkunci. Satu pintu bisa dibuka. Tak diketahui bagaimana empat bocah itu berada di mobil itu dan akhirnya tewas. Polisi belum memberikan keterangan rinci.

Sebelumnya diberitakan, empat bocah asal Kampung Durian RT 01/RW 06, Kelurahan Sadai, Kecamatan Bengkong, Batam dilaporkan hilang saat bermain di Pasar Cik Puan sejak Rabu (27/2). Mereka adalah Ferson (4), Wihelminus Rudi (3) dan Aprilius Ama Mado (5) serta seorang anak perempuan bernama Maria Elsa (7).

Keluarga dan polisi pun menyisir sekitar lokasi. Keempat korban ditemukan di mobil sekitar pukul 17.50 WIB, Kamis (28/2) kemarin. Warga curiga dengan bau busuk yang menyengat di sekitar lokasi. Setelah ditelusuri ternyata bau tersebut berasal dari mayat yang berada di dalam mobil.

(try/nrl)
»»   Selengkapnya...

Selasa, 26 Februari 2013

Residivis-Polisi Baku Tembak


 
SIDRAP, BKM -- Pelarian Sarullah (40) berakhir, Selasa (26/2). Pria yang diburu sekian bulan karena diduga terkait serangkaian kasus pencurian sepeda motor, ditembak dalam sebuah penyergapan di poros Soppeng, Kelurahan Bilokka, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.

Petugas Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Sidrap, terpaksa melumpuhkan Sarullah dengan sebuah tembakan, karena menolak menyerahkan diri.
Kapolres Sidrap AKBP Anang Pujianto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Hambodo, mengonfirmasi,
tersangka terendus jejaknya sejak beberapa hari lalu. Petugas kemudian melakukan perburuan hingga ke perbatasan Soppeng.
Tepat di Kelurahan Bilokka, pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita, Sarullah disergap. Tetapi penyergapan tak berjalan mulus. "Anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan agar tersangka mau menyerahkan diri baik-baik. Tapi justru dia melawan," jelas Tri.
Sarullah mencoba melawan aparat dengan mencabut pistol dari pinggangnya. Seketika ia melompat dari sepeda motornya dan melepaskan tembakan beberapa kali ke arah aparat.
Tembakan dibalas petugas dengan tembakan beberapa kali ke udara. Sarullah kemudian diminta menyerahkan.
Bukannya menyerah, pria itu justru semakin beringas. Ia kembali melepaskan dua tembakan ke arah petugas.
Tak mau ambil risiko, akhirnya petugas mengambil langkah terakhir dengan mengarahkan tembakan kepada tersangka. Sarullah seketika roboh setelah sebuah peluru bersarang di kaki kanannya.
Dalam kondisi terluka, Sarullah dilarikan ke RS Nene Mallomo, Sidrap.
Menurut AKP Tri, polisi terpaksa melumpuhkan tersangka karena melakukan perlawanan dan membahayakan jiwa petugas. "Makanya langsung kita tembak kakinya agar perlawan tersangka terhenti," katanya.
Sebelumnya, pihaknya telah berusaha memberi tembakan peringatan dan memintanya menyerahkan diri. "Tapi tak digubris. Dia malah menembaki petugas," kata Tri.
Disebutkan Tri, barang bukti yang berhasil disita dari tanganya yakni sebuah senjata api rakitan (senpira) berikut 3 peluru tajam.
Tak hanya itu, polisi juga menyita 11 unit sepeda motor berbagai jenis dari tangan penadah di Kecamatan Tellu Limpoe dan Panca Lautang, Sidrap.
"Pelaku A1 adalah DPO kita, dia bersama komplotannya melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Sidrap selama ini," katanya.
Tak hanya tersangka Sarullah yang berhasil ditangkap, 3 rekan tersangka juga berhasil ditangkap sekitar pukul 10.00 Wita di hari yang sama. Sebelumnya, pada Senin, dua tersangka ditangkap lebih dahulu.
Dari hasil pengembangan inilah, Sarullah bersama 3 rekannya yang identitasnya masih disembunyikan itu berhasil ditangkap aparat.
"Sudah ada enam tersangka berhasil kita tangkap. Seorang sudah dilumpuhkan dan menjalanai perawatan medis. Sementara 5 orang lainnya saat ini masih di bawah anggota keluar untuk pengembangan penyidikan," ungkap mantan Kasat Reskrim Polres Wajo ini.
Sebelumnya juga, lanjut dia, secara terpisah dua tersangka curanmor dengan modus baru berhasil ditangkap yaitu Anzar dan Syafril. Keduanya beraksi dengan cara menggunakan kendaraan bentor (becak motor).
Sementara komplotan curanmor Sarullah ini, adalah komplotan lama yang selama ini meresahkan warga. Pasalnya, dalam menjalankan aksinya mereka menggunakan senjata api dan terkenal sangat nekat.
"Mereka tidak segan melukai korbannya," kata Tri.
"Komplotan curanmor ini juga kita deteksi adalah pelaku curas, karena menjalankan aksinya itu menggunakan senjata api dan senjata tajam," katanya.
Sejauh ini, data kepolisian sudah mencatat tujuh laporan warga kehilangan sepeda motor.
Kasus ini, kata Tri Hambodo, paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Maritengae sejak dua bulan terakhir ini.
"Dari 11 unit sepeda motor kita sita, laporannya banyak di wilayah Maritengae termasuk salah satu korbannya adalah anggota polisi yang melaporkan kehilangan motor Januari lalu," tandasnya. (ady/sya/B)




»»   Selengkapnya...

Jumat, 22 Februari 2013

Sprindik Anas Urbaningrum Diteken Bambang Widjojanto, Bukan Abraham

JAKARTA, KOMPAS.com - Surat perintah penyidikan (sprindik) atas nama Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum ditandatangani Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto, bukan Ketua KPK Abraham Samad. Melalui sprindik tersebut, KPK resmi menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima hadiah atau janji terkait kewenangannya sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Sebelum terpilih sebagai Ketua Umum pada Kongres Partai Demokrat 2010, Anas merupakan anggota DPR yang menjabat sebagai ketua fraksi. "Sprindik ditandatangani Bambang Widjojanto," kata Juru Bicara KPK Johan Budi dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (23/2/2013) malam.

Saat ditanya mengapa Bambang yang menandatangani sprindik tersebut dan bukan Abraham, Johan mengatakan kalau hal itu wajar-wajar saja. Menurutnya, sprindik yang diterbitkan KPK tidak harus ditanda tangani Ketua KPK.

"Semua pimpinan bisa menandatangani sprindik. Ini bukan hal yang aneh. Tidak semua sprindik ditandatangani Pak Abraham," ujar Johan.

Meski demikian, menurut Johan, semua unsur pimpinan KPK sepakat menetapkan Anas sebagai tersangka. Draf sprindik anas ini, katanya, sudah diparaf lima unsur pimpinan KPK, yakni Abraham, Bambang, Busyro Muqoddas, Zulkarnain, dan Adnan Pandupraja. "Jadi tidak benar ada dua pimpinan yang mbalelo, tidak setuju, itu tidak benar, itu bersifat isu atau hoax," ujar Johan.

Lebih jauh dia mengatakan, sprindik Anas ini ditandatangani pada Jumat (22/2/2103) ini. Penetapan Anas sebagai tersangka, kata Johan, sudah melalui proses gelar perkara, baik yang digelar hari ini maupun ekspose yang sebelum-sebelumnya. KPK menetapkan Anas sebagai tersangka atas dugaan menerima hadiah atau janji terkait kewenangannya sebagai anggota DPR. Penerimaan hadiah itu, tidak hanya berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pembangunan pusat olahraga Hambalang, melainkan juga terkait proyek-proyek lain yang belum dapat dirinci oleh Johan saat ini.

Proses penetapan Anas sebagai tersangka ini sempat diwarnai insiden bocornya draf sprindik Anas. Berdasarkan hasil investigasi tim internal KPK, dokumen draf sprindik yang beredar melalui media itu merupakan dokumen asli. Kini, KPK membentuk Komite Etik untuk menelusuri dugaan pelanggaran etika yang dilakukan unsur pimpinan terkait bocornya draf sprindik ini.
Anas tersangka

Seperti diberitakan, Komisi Pemberantasan Korupsi secara resmi mengumumkan status tersangka Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum dalam jumpa pers, Jumat (23/2/2013). Anas ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan menerima hadiah atau janji terkait yang berkaitan dengan kewenangannya sebagai anggota DPR RI 2009-2014. Sebelum menjadi ketua umum, Anas merupakan Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR.
"Perlu disampaikan berdasarkan hasil gelar perkara yang dilakukan beberapa kali termasuk hari ini, dalam proses penyelidikan dan penyidikan terkait dengan dugaan penerimaan hadiah atau janji berkaitan dengan proses pelaksanaan pembangunan Sport Centre Hambalang atau proyek-proyek lainnya, KPK telah menetapkan saudara AU sebagai tersangka," kata Juru Bicara KPK Johan Budi dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (22/2/2013) malam.
Menurut Johan, Anas tidak hanya  diduga menerima pemberian hadiah terkait perencanaan, pelaksanaan, dan pembangunan pusat olahraga Hambalang, melainkan terkait proyek-proyek lainnya. Namun Johan tidak menjelaskan lebih jauh mengenai proyek lain yang dimaksudkannya itu.
Mengenai nilai hadiah atau gratifikasi yang diterima Anas, Johan mengatakan akan mengeceknya terlebih dahulu. Dia pun enggan menjawab saat ditanya apakah gratifikasi yang diduga diterima Ana situ dalam bentuk Toyota Harrier. “Jangan kita bicarakan materi,” ujarnya.
KPK menjerat Anas dengan Pasal 12 huruf a atau huruf b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Penetapan Anas sebagai tersangka ini diresmikan melalui surat perintah penyidikan (sprindik) tertanggal 22 Februari 2013. Sprindik atas nama Anas tersebut, kata Johan, ditanda tangani Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto.
Johan juga menegaskan kalau penetapan Anas sebagai tersangka ini sudah berdasarkan dua alat bukti yang cukup. “Saya juga menegaskan, jangan kait-kaitkan proses di KPK dengan proses politik,” tambah Johan.

KPK juga menyatakan, Anas telah dicegah berpergian ke luar negeri.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Skandal Proyek Hambalang

Editor :
Hindra
»»   Selengkapnya...

Komnas HAM: OPM/TPM Tembaki TNI Tidak Melanggar HAM

Mulya Nurbilkis - detikNews
Jakarta - Sebanyak 8 anggota TNI tewas ditembaki di dua kabupaten di Papua. Bagi Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) kejadian tersebut dinilai tidak melanggar HAM. Namun ini merupakan masalah kriminal yang harus di proses oleh pemerintah pusat.

"Sikap kami terkait penembakan yang diduga dilakukan oleh OPM, itu tidak melanggar HAM. Karena kita belum mengetahui siapa kelompok yang menyerang itu apakah dilakukan OPM (Organisasi Papua Merdeka) ataupun TPM (Tentara Papua Merdeka). Jadi Komnas HAM berpandangan karena dua kelompok bersenjata itu baik negara dan milisi lokal, jadi tidak melanggar HAM," kata Ketua Bidang Pemantauan dan Pelanggaran HAM, Natalius Pigai.

Hal itu disampaikan Natalius dalam diskusi yang bertemakan 'DPRD Papua Desak Dialog Jakarta-Papua Dilaksanakan' di Gedung DPR, Jumat (22/2/2013).

"Namun, seandainya pelakunya bukan OPM, tentu ini masalah kriminal yang harus diproses, kita diperlukan upaya pro yustisia terhadap itu," imbuh pria yang juga berasal dari Papua ini.

Dalam diskusi yang juga dihadiri wakil ketua DPD La Ode Ida dan wakil ketua DPRD Jimmy Demianus Ijie, Natalius mengatakan bahwa ada pernyataan Kapolri, Panglima TNI dan Menkopolhukam akan melakukan kebijakan represif agar konflik di Papua tidak terus berlanjut. Namun, Komnas HAM pada saat itu menolak kebijakan tersebut.

"Kalau rakyat biasa dituduh OPM itu melanggar HAM, karena rakyat tidak boleh dijadikan kambing hitam," ujarnya.

Natalius mengatakan, sejak tahun 2001 sudah ada perubahan gerakan dari konfrontasi ke diplomasi, supaya pemisahan sudah dilakukan dengan diplomasi. Namun itu tidak akan menyelesaikan masalah karena harus ada manajemen pertahanan yang di audit.

"Kami memandang presiden harus lakukan audit manajemen pertahanan nasional dan ciptakan kondisi aman agar konflik seperti ini tidak terlulang lagi," jelas dia.

(spt/nwk)
»»   Selengkapnya...

TKW Asal Lombok Sekarat di Kuantan

Kuantan,ON: Seorang pembantu rumah tangga kini bertarung dengan maut di Unit Rawat Darurat Rumah Sakit Tengku Ampuan Afzan,Kuantan,Malaysia.

Korban dipukuli dengan kayu sepanjang satu meter hingga koma ...oleh maling yang masuk rumah majikannya di Lorong Sekilau 61, Taman Perdana, Jalan Haji Ahmad, Kuantan, kemarin. Dalam kejadian itu, Bahriah Amaq Limah, 30, asal Lombok Tengah, luka parah di kepala, muka dan mata kanan akibat dipukul dengan kayu sebelum maling tersebut melarikan diri bersama hasil rampokannya sekitar Rp.21 juta.

Majikan korban Hee, 37, mengatakan, wanita yang baru tiga bulan bekerja dengannya itu kini terbaring di ruang ICU dan masih tidak sadarkan diri.


mcm / zoel
»»   Selengkapnya...

KaBIN: Pelaku Penembakan di Papua adalah Kelompok Separatis Bersenjata

Jakarta - Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Letjen Marciano Norman yakin pelaku penembakan di Kabupaten Puncak, Papua, bukan kelompok baru. Tetapi kelompok separatis bersenjata yang selama ini memang kerap melakukan aksi teror di berbagai tempat di Papua.

"Mereka kadang-kadang menghadang dan dari situ dapat senjata atau yang lain. Ini kan proses-prosesnya sudah sangat panjang," kata Marciano di Kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (22/2/2013).

Marciano paham penyebutan bahwa pelaku kelompok bersenjata, mungkin kurang berkenan bagi sebagian orang. Tetapi pada kenyataan kelompok separatis Papua itu masih ada dan terus melakukan gangguan keamanan kepada warga.

"Memang ada orang yang alergi mendengarkan kelompok separatis, tapi kenyataanya memang kelompok separatis bersenjata itu ada," ujarnya.

Mengenai korban dipihak TNI, Marciano menyebut anggota TNI yang tewas di wilayan Tingginambut telah berhasil dievakuasi dan akan dimakamkan di Yogyakarta. Namun, untuk wilayah Sinak masih ada masalah cuaca dan gangguan keamanan terhadap helikopter yang akan menjemput jenazah korban.

"Tujuh jenazah itu, apapun kondisinya, harus diambil dan akan dilakukan penghormatan layaknya prajurit yang gugur di medan tugas," tegas mantan Danpaspampres ini.


(fiq/lh)
»»   Selengkapnya...

Presiden: Gangguan di Papua Tak Bisa Dibiarkan



Moksa Hutasoit - detikNews
Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat untuk membahas penembakan yang terjadi di Puncak, Papua. Aksi teror penembakan yang terus terjadi dan sudah banyak memakan korban jiwa baik warga sipil maupun aparat keamanan itu, harus ditanggulangi.

"Sungguh pun Indonesia menggunakan pendekatan kesejahteraan, ekonomi, dan sosial, untuk Papua ini dan itu jadi pilihan kita. Tetapi tentu tidak mungkin dibiarkan gangguan seperti yang terjadi selama ini, termasuk kejadian kemarin di mana prajurit TNI gugur," kata Presiden SBY.

Ini disampaikannya dalam pembukaan rapat kabinet di kantornya, Jl Medan Merdeka Utara, Jumat (22/2/2013). Rapat ini dihadiri antara lain oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Panglima TNI Agus Suhartono, Kapolri Timur Pradopo, Mendagri Gamawan Fauzi, Menlu Marty Natalegawa dan Kepala BIN Marciano Norman.

"Saya ingin mendengarkan lebih rinci tentang kegiatan sesungguhnya," lanjut SBY lagi.

Presiden juga sangat menyayangkan gangguan keamanan yang masih dilakukan kelompok bersenjata tersebut. Terlebih pendekatan dan kebijakan pembangunan ekonomi di Papua sudah lebih baik dengan diberlakukannya status otonomi khusus dibandingkan era pemerintah sebelum-sebelumnya.

(mok/lh)
»»   Selengkapnya...

Ini Penjelasan Ketua DPRD yang Nikahi Eks Pacar Anak & Istri Selingkuh


Ilustrasi/detikcom

Ini Penjelasan Ketua DPRD yang Nikahi Eks Pacar Anak & Istri Selingkuh

Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews
Makassar - Ketua DPRD Enrekang, Sulawesi Selatan, Andi Natsir (51) tak membantah telah menikahi perempuan berusia 19 tahun. Pernikahan itu sah secara agama dan hukum. Dia juga bercerita soal istrinya, Andi Asni (39), yang selingkuh.

"Saya yakin pernikahan saya dipolitisir. Saya tahu sponsor yang mendanai istri saya membuat laporan ke polisi," kata Natsir saat dihubungi detikcom, Jumat (22/2/2013).

Natsir adalah Ketua Dewan Penasihat DPD Golkar. Disebut-sebut, ia akan menjadi calon bupati. Pilkada akan digelar Agustus 2013 mendatang.

"Pernikahan saya disaksikan banyak orang. Bahkan pejabat. Dihadiri penghulu, keluarga kedua belah pihak. Semua sah," katanya.

Pernikahan Andi Natsir dan perempuan yang diduga mantan pacar anak pertama Natsir digelar 11 Januari 2013. Hal itu dilakukan setelah proses perceraian dengan istri sudah final di Pengadilan Agama. Natsir menggugat cerai karena istrinya kabur dari rumah pada Oktober 2012 lalu.

Natsir enggan menjawab soal istri barunya. Benarkah ia adalah mantan pacar anak pertamanya? "Itu tidak substansial, tidak ada hubungan dengan masalah saya," katanya.

"Kalau dia (istri) lapor polisi, itu sama saja mempermalukan diri sendiri. Dia selingkuh dengan polisi," jelasnya.

Bripka HR yang disebut-sebut sebagai pasangan selingkuh dari Andi Asni dikurung selama 14 hari di sel Brimob Detasemen B Pare-pare, Sulsel. Wakapolres Enrekang Kompol Muhammad Taufik memastikan Bripka HR melanggar peraturan kedisiplinan Polri. "Itu hasil sidang etik setelah mendengar keterangan 10 saksi," ujar Kompol Taufik saat dikonfirmasi soal masalah perselingkuhan tersebut, Kamis (21/2/2013) kemarin.

Sebelumnya, Andi Asni melapor ke Mapolda Sulselbar, Kamis (21/2) kemarin. Dalam laporannya, ia menyebut suami menikah lagi saat proses perceraian belum final karena dirinya banding atas keputusan pengadilan agama. Laporan itu kini masih diproses polisi.


(try/nrl)
»»   Selengkapnya...

Rabu, 20 Februari 2013

Agar Pasien Tertangani Baik, RS Akan Terintegrasi Online

Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Jakarta - - Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengungkapkan rencana sistem integrasi online antar rumah sakit milik pemerintah dan swasta. Dengan sistem ini, pasien dapat ditangani optimal.

"Dalam waktu dekat sistem online rumah sakit seluruh DKI Jakarta bisa terintergerasi dengan dinas kesehatan," ujar Kadis Kesehatan DKI, Dien Emmawati saat berbincang dengan detikcom, Senin (19/2/2013) malam.

Dengan sistem yang saling terhubung antar rumah sakit, maka pasien yang membutuhkan perawatan khusus akan langsung dirujuk ke RS yang tersedia peralatannya.

"Pasien tidak perlu susah-susah mencari ICU atau NICU, karena jika tidak terhubung secara online pasti pasien dapat terlambat penanganannya," imbuhnya.

Dien menjelaskan, ketika semua sistem rumah sakit terintergerasi secara online, pasien nantinya cukup menghubungi call center Dinas Kesehatan.

"Kalau informasi terhubung secara online, keselamatan pasien bisa ditanggulangi dengan menghubungi 119 critical center. Jadi pasien tidak perlu mendatangi rumah sakit satu per satu, selain itu koneksi tersebut terhubung dengan rumah sakit swasta, rumah sakit pemerintah pusat, rumah sakit TNI-Polri dan Rumah sakit Daerah," jelasnya.

Dien mencontohkan adanya pasien terkena serangan jantung yang membutuhkan penanganan medis cepat.

"Pasien tersebut bisa telepon 119, selanjutnya operator akan mencari rumah sakit terdekat yang memiliki spesialis jantung. Ketika benar-benar dibutuhkan mobil ambulans dinas kesehatan akan menjemput dan membawa pasien ke rumah sakit yang tepat," janji Dien.

(edo/fdn)
»»   Selengkapnya...

Selasa, 19 Februari 2013

WASPADA..!!! DEMAM BERDARA MENGINTAI ANDA

TNO-Makale, Saat ini cuaca tak menentu, terkadang curah huan tinggi, terkadang panas, memicu timbulnya kembali bibit penyakit berbahaya, semisal DBD singkatan dari Demam Berdarah Dengue. Di Tana Toraja saat ini sudah beberapa pasien yang ditangani serius di RSUD Lakipadada, bahkan Kadis Kesehatan Tana Toraja ikut terserang dan saat ini masih dalam perawatan.

Melihat kondisi tersebut, Ketua LSM LEKAT, Ferryanto Belopadang berkomentar seharusnya Pemkab Tator dan Toraja Utara lebih proaktif dalam rangka pencegahan. Diungkapkannya " Kalau sudah begini seharusnya sudah dijadikan KLB, Kondisi Luar Biasa dibutuhkan utnuk berbagai kemudahan termasuk biaya tangkal dini dan lain sebagainya, jangan sampai terlambat! "
»»   Selengkapnya...

Minggu, 17 Februari 2013

Ledakan Tabung Gas Guncang Mal Ratu Indah Makassar

»»   Selengkapnya...

Siswi Asal Toraja Diculik Saat Studi Tour


Pembaharuan News- MAKASSAR, Ranianti Mangiante, seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Kabupaten Toraja yang sedang mengikuti studi tour di Kota Makassar secara tiba-tiba menghilang di kamar penginapannya di Mess Advend di Jl Racing Center, Kecamatan Panakkukang, Jumat 15 Februari.
Diduga, siswi berusia 16 tahun itu diculik oleh seseorang. Pasalnya, hingga saat ini siswi tersebut belum kembali bergabung dengan rekannya.
Menurut Apostolis Aghogho Abram, seorang guru korban yang ikut mendampingi studi tour, mengatakan, korban sudah menghilang di kamar penginapannya sekitar pukul 01.00 Wita. “Kami datang kesini (Makassar) untuk studi tour dan menginap di Mess Advend. Kami belum tahu pasti penyebab hilangnya siswi kami,” kata Apostolis, saat melapor ke SPKT Polsek Panakkukang.
Dia mengatakan dari keterangan rekan-rekannya, siswi tersebut kemungkinan dibawa kabur oleh seorang pemuda. Pemuda tersebut diketahui bernama Michael. “Kami panik takut terjadi apa-apa sama dia (Ranianti Mangiante). Makanya, kami langsung melaporkan kejadian ini ke polisi,” ucapnya.
Sementara, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Panakkukang, Ajun Komisari Polisi (AKP) Sukardi, membenarkan adanya seorang siswi yang hilang dari penginapannya. Dia menambahkan pihaknya masih melakukan proses penyelidikan.
“Kalau korban masih dibawah umur maka masuk kategori penculikan. Laporanya sudah diterima, kami akan tindaki lebih lanjut,” kata Sukardi
“Kasus ini akan ditangani oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),” tambahnya.(Wandy)

»»   Selengkapnya...

Sabtu, 16 Februari 2013

Jalur Trans-Sulawesi Tertimbun Longsor


TORAJA, KOMPAS.com - Tingginya intensitas hujan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, akibatkan longsor terjadi di jalur trans-Sulawesi poros Toraja - Palopo. Material longsor dari tebing berupa tanah dan pohon besar ambruk menimbun badan jalan di kilometer 42 Kabupaten Toraja Utara, di mana lokasi longsor adalah jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Toraja - Palopo.Jalur Trans-Sulawesi Tertimbun Longsor

Peristiwa tanah lonsor yang terjadi Sabtu (16/2/2013), mengakibatkan antrian kendaraan sepanjang 3 kilometer. Kendaraan dari arah Toraja maupun dari arah Palopo tertahan di lokasi longsor. Kendaraan baru dapat melewati titik longsor sekitar pukul 12 siang, setelah satu unit alat berat diturunkan guna membuka akses jalan yang tertimbun longsor selama 4 jam lebih.

"Sepanjang jalur ini lLongsor sudah sering terjadi akibat hujan deras dan kondisi tanah yang labil. Beruntung tidak ada korban jiwa," ungkap AKP Andi Sakkir, Kasat lantas Polres Tana Toraja, saat sedang mengatur antrian kendaraan yang terjebak kemacetan.
Editor :
Aloysius Gonsaga Angi Ebo

»»   Selengkapnya...

BIN : Ada Upaya Adu Domba di Makassar


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, ada upaya mengadu domba antar-umat beragama serta membuat masyarakat di Makassar, Sulawesi Selatan, resah. Hal ini terkait kasus pelemparan bom molotov ke dua gereja di Kota Makassar.BIN : Ada Upaya Adu Domba di Makassar
"Ini harus disikapi masyarakat secara tidak reaktif. Kalau reaktif, yang ada nanti benturan," kata Marciano di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/2/2013). Dia mengatakan pelemparan bom molotov sudah lima kali terjadi di Makassar, sebulan terakhir.
BIN, ujar Marciano, masih menyelidiki apa motif pasti dalam kasus itu. Hanya saja, jika sasarannya tempat ibadah, kata dia, targetnya terjadi konflik antar-umat beragama.
Untuk itu, Marciano meminta kepada masyarakat untuk menyerahkan penanganan kasus itu kepada aparat keamanan. Semua unsur di Makassar, kata dia, sedang meningkatkan pengamanan agar hal serupa tidak terjadi lagi.
"Masyarakat harus waspada dan menyerahkan kepada aparat keamanan. Kita harus saling menjaga komunitas masing-masing untuk tidak terprovokasi oleh itu," kata Marciano.
Seperti diberitakan dua Gereja di Makassar, yakni Gereja Toraja Mamasa Jemaat Jordan di Jalan Dirgantara dan Gereja Tiatira Malengkeri di Jalan Muhajirin Raya Lorong dilempar bom molotov pada Minggu (10/2/2013 ) subuh. Kepolisian Polda Sulselbar masih melakukan penyelidikan.
Editor :
Palupi Annisa Auliani

»»   Selengkapnya...

Pelempar Bom 5 Gereja di Makassar Diduga Satu Kelompok


JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian masih menyelidiki kasus pelemparan bom molotov terhadap lima gereja di Makassar. Pelaku pelemparan diduga sama atau satu kelompok. Hal ini terlihat dari kemiripan bom yang dilempar dan ciri-ciri pelaku.Pelempar Bom 5 Gereja di Makassar Diduga Satu Kelompok
"Dari hasil analisis, ada kemiripan. Bahan peledak yang digunakan dari setiap peristiwa sama. Tiga tempat terakhir, ada penggunaan botol mineral dan bensin. Ciri-ciri pelaku juga menggunakan sepeda motor jenis matic serta pelaku menggunakan helm," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/2/2013).
Saat ini, kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap tujuh orang saksi. Kepolisian juga masih mengupayakan penyelidikan dari rekaman CCTV. Kepolisian belum dapat memastikan apakah pelaku tergabung dalam jaringan teroris Poso. Aksi teror pun menggunakan bom molotov, bukan bom rakitan yang biasa digunakan kelompok teror. Boy meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi atas serangan bom molotov tersebut.
"Masyarakat harap tenang dan memberikan kepercayaan kepada petugas untuk mengusut secara tuntas pelakunya dan kepada pelaku agar menghentikan tindakan provokatif yang merugikan persatuan dan kesatuan," ucapnya.
Sebelumnya, dalam waktu yang berbeda, terjadi aksi pelemparan bom molotov terhadap lima gereja di Makassar. Pertama, dua gereja di Kota Makassar dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal, Minggu (10/2/2013). Kedua gereja tersebut adalah Gereja Tiatira Malengkeri di Jalan Muhajirin Raya Lorong 2 No 2, Kecamatan Tamalate, dan Gereja Jemaat Jordan Toraja Mamasa di Jalan Dirgantara no 3A, Kecamatan Panakukang, Makassar. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Tiga gereja kembali dilempari bom molotov, Kamis (14/2/2013). Ketiga gereja itu adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sulsel di Jalan Samiun, Kecamatan Ujungpandang, Gereja Toraja di Jalan Gatot Subroto No 26, Kecamatan Tallo, dan Gereja Toraja Klasis di Jalan Pettarani 2, Kecamatan Panakukang. Pelemparan dilakukan dalam waktu yang berdekatan. Api cepat dipadamkan di gereja tersebut sehingga tidak ada korban jiwa maupun luka.
Editor :
Hindra

»»   Selengkapnya...

Jumat, 15 Februari 2013

BIN Turut Selidiki Insiden Bom Molotov di 3 Gereja Makassar


"Apa ini untuk buat suasana di Makassar jadi keruh?" kata Kepala BIN

VIVAnews - Badan Intelijen Negara (BIN) mengaku masih mendalami kasus pelemparan bom molotov atas tiga gereja di Makassar Kamis dini hari tadi, 14 Februari 2013. Dugaan sementara, insiden itu untuk memprovokasi konflik horisontal di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu. Kepala BIN Marciano Norman di Istana Negara, Jakarta.

Kepala BIN, Letnan Jenderal TNI Marciano Norman, mengatakan pihaknya masih mempelajari apakah insiden tersebut ada upaya untuk membuat ketidakstabilan di Makassar. Sebab, polanya sudah terjadi sebanyak lima kali.

"Sedang diselidiki, apakah ini ada kaitannya untuk membuat suasana di Makassar menjadi keruh. Khususnya, kalau sudah mengarah pada rumah ibadah," jelas Norman di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis 14 Febuari 2013.

Melihat objek sasaran, Norman menduga yang menjadi target teror ini yaitu supaya terjadi konflik antarumat beragama di Ibukota Sulawesi Selatan ini.

Untuk itu, ia berpesan kepada masyarakat Makassar agar tidak reaktif karena malah akan menimbulkan benturan di kalangan masyarakat sendiri. Norman meminta masyarakat tetap tenang dan menyerahkan kasus ini kepada aparat keamanan untuk mengembalikan situasi Makassar seperti semula dan mengejar pelaku. "Pancingan seperti ini jangan direspon oleh masyarakat secara negatif," tambahnya.

Soal pengamananan pascapelemparan bom tersebut, Norman menyebutkan bahwa semua unsur di Makassar saat ini sedang meningkatkan pengamanan untuk meyakinkan kepada masyarakat agar peristiwa sejenis tidak terjadi lagi.

Kepolisian juga sudah sigap dengan melakukan langkah pencegahan. "Tentunya langkah-langkah preventif tetap dilakuan. Masyarakat ikut meningkakan keamanan lingkungan, gereja-gereja terus dijaga," kata Kapolri, Jenderal Timur Pradopo di Istana Negara. (ren)
»»   Selengkapnya...

Kamis, 14 Februari 2013

Pemuda Lintas Agama Kecam Pelemparan Bom Molotov 2 Gereja Makassar


Minggu dini hari, (10/2) dua gereja di Makassar mengalami pelemparan bom molotov. Kedua gereja tersebut adalah Gereja Toraja - Mamasa (GTM) Jemaat Jordan yang berada di jalan Dirgantara IX dan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tiatira Malengkeri di jalan Masjid Nurul Muhajirin. Apa yang terjadi atas dua gereja tersebut dikecam oleh pemuda lintas agama. Pemuda Lintas Agama Kecam Pelemparan Bom Molotov  2 Gereja Makassar


"Kami menilai ada pergeseran nilai pluralisme di Sulsel dengan kejadian ini," demikian ungkap Vincent, Aktivis Solidaritas Pemuda Islam untuk Kerukunan Umat Beragama Makassar. 
Menurut Vincent, perusakan atas rumah ibadah ini harus diusut oleh pihak kepolisian secepatnya, karena tindakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini telah menciderai keharmonisan umat beragama. Ia pun meminta agar semua umat beragama jangan terprovokasi oleh apa yang terjadi ini. 
Saat ini polisi masih menyelidiki kasus pelemparan bom molotov yang menyebabkan pintu utama dan papan nama gereja terbakar itu. Menurut keterangan pihak Kepolisian Sektor Panakukang, Makassar pelaku diketahui ada tiga orang dengan mengenderai dua speda motor. 
Kesatuan dan kerukunan adalah sebuah aset sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik. Sayangnya ada saja pihak-pihak yang ingin mencoba menghancurkan hal ini, untuk itu tindakan-tindakan provokasi seperti pelemparan bom motolov ini harus disikapi dengan bijaksana.

posting :jawabaNews
»»   Selengkapnya...

Kecewa dengan pelayanan, Warga Segel Puskesmas di Toraja Utara

TCN,tanahpapua.com --Warga yang kecewa pelayanan puskesmas menyusul meninggalnya pasien diare,
melakukan aksi penyegelan di Puskesmas Pangala, Toraja Utara sekitar pukul 21.00 Wita, Jumat
(11/2. Pihak puskesmas dituding telah lalai menangani pasien. Monalisa (5),putri pertama
pasangan Yulius Pongtanan dan Yuliarti menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan
menuju ke rumah sakit, Jumat (11/2). Sebelumnya, korban tidak mendapat perawatan maksimal
di Puskesmas Pangala, yang berlokasi di kecamatan Rindingallo itu.
Menurut keterangan yang dihimpun Kareba di rumah duka, Minggu (13/2), awalnya keluarga
membawa Monalisa yang menderita penyakit diare ke Puskesmas Pangala sekitar pukul 09.00
Wita, Jumat (11/2). Sesampainya di Puskesmas, korban sempat diperiksa oleh dokter Kristina
Natalia. Dokter Kristina sendiri adalah dokter dengan status pegawai tidak tetap (PTT) karena
tidak ada dokter tetap di Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap tersebut.
Namun menurut Simon S. Tambing, salah satu keluarga korban, saat tiba di Puskesmas, korban
tidak mendapat perawatan maksimal. Sebab, meski kondisi korban sudah lemas akibat dehidrasi,
namun petugas Puskesmas tidak memberi obat pengganti cairan tubuh (infus) maupun
pertolongan pertama lainnya.
”Ada memang botol infus tergantung, tetapi katanya tidak ada jarumnya sehingga itu botol hanya
tergantung saja di situ tetapi tidak bisa masuk ke tubuh anak kami,” tegas Simon.
Selain tidak diberi infus, korban juga terkesan dibiarkan begitu saja tanpa perhatian dari dokter
maupun paramedis. Setelah beberapa jam di Puskesmas baru diberi rujukan ke rumah sakit di
Rantepao. ”Pada hal kondisi anak kami sudah sangat gawat,” sesal Simon.
Setelah diberi rujukan, kendala lain menghampiri. Mobil Puskesmas yang seharusnya standby
untuk kondisi darurat seperti itu, tidak berada di tempat. Kendaraan operasional satu-satunya
milik Puskesmas Rawat Inap Pangala itu, sedang berada di Rantepao, ibukota kabupaten Toraja
Utara, yang berjarak kurang lebih 40 kilometer.
”Itu yang keluarga sangat sesalkan, kenapa itu mobil dibawa kemana-mana, padahal dia harus
selalu siap di tempat ketika ada kondisi gawat seperti ini,” tandas Simon.
Karena mobil Puskesmas tidak ada, keluarga pun berusaha mencari mobil penumpang atau mobil
pribadi untuk disewa menuju ke Rantepao. Namun kondisi di Pangala tidak sama dengan daerah
perkotaan, kendaraan sangat sulit diperoleh di tempat itu. Sekitar pukul 14.30 Wita keluarga baru
mendapat mobil carteran. Korbanpun dibawa ke Rantepao. Korban hanya pergi sendiri dengan
keluarga, tanpa didampingi petugas medis dari Puskesmas Pangala. Namun nasib berkata lain,
sekitar sepuluh kilometer dari kota Rantepao, tepatnya di daerah Kalan, lembang Sikuku,
kecamatan Kapala Pitu, korban menghembuskan nafas terakhir.
Karena sudah tidak bernafas dan tidak memiliki tanda-tanda kehidupan, keluarga pun membawa
pulang korban ke rumah duka di kelurahan Pangala, kecamatan Rindingallo. Sesampai di rumah
duka, isak tangis keluarga tak terbendung. Selain merasa kehilangan, keluarga pun sangat
kecewa dengan perlakuan dan pelayanan dari petugas medis di Puskesmas Pangala.
Segel Puskesmas
Kecewa dan marah yang tak terbendung membuat keluarga dan warga sekitar melakukan aksi
penyegelan di Puskesmas Pangala, sekitar pukul 21.00 Wita, Jumat (11/2) . Hampir semua
ruangan di Puskesmas, mulai dari pintu masuk, kantor, poliklinik, unit gawat darurat (UGD),
hingga ruang perawatan pasien, disegel. Semua pintu dan jendela Puskesmas dipaku. Sedangkan
pintu masuk Puskesmas dipalang menggunakan dua buah bangku panjang.
”Kami tidak akan membuka segel itu sampai ada penjelasan resmi dari pihak Puskesmas dan
jalan keluar dari pemerintah, baik kabupaten maupun kecamatan,” tegas Simon Tambing.
Menurut Simon, aksi penyegelan ini merupakan puncak kekecewaan keluarga dan warga Pangala
atas pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas yang didirikan sejak tahun 1974 itu.
Sebelum peristiwa yang dialami oleh korban Monalisa, jelas Simon, kejadian yang sama juga
menimpa beberapa warga lain. Secara umum, kata Simon, pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pangala sangat mengecewakan.
”Ini bukan kejadian yang pertama. Itu hari, puskesmas ini juga pernah didemo, tetapi tidak
digubris oleh pemerintah kabupaten. Ini puncak dari kekecewaan masyarakat,” tandas Simon.
Hingga hari Minggu kemarin, Puskesmas Pangala masih disegel. Petugas puskesmas mengaku
tidak berani membuka segel yang dipasang warga. ”Kami hanya minta ijin satu ruangan dibuka
karena ada pasien yang sedang dirawat. Itu sudah diberi ijin oleh keluarga dan warga,” ujar
seorang petugas Puskesmas yang tidak mau ditulis namanya.
Sementara itu, kepala Puskesmas Pangala, TS Monto, menjelaskan pihaknya sudah berupaya
memberikan pelayanan yang baik kepada korban. Tindakan darurat juga sudah dilakukan.
Namun karena kondisi korban (dehidrasi) sudah cukup parah sehingga pemasukan jarum suntik
infus harus dilakukan oleh dokter ahli, sementara dokter di Puskesmas Pangala hanya dokter
umum.
”Kami sama sekali tidak bermaksud menterlantarkan pasien, kami sudah lakukan semua upaya
yang kami bisa lakukan,” jelas Monto.
Monto mengakui pada Jumat lalu, kendaraan operasional Puskesmas memang tidak berada di
tempat. Hal itu, katanya, bukanlah sebuah hal yang disengaja. Namun mobil itu sedang
melakukan tugas dinas ke Rantepao. Saat pasien tiba di Puskesmas, mobil itu sudah berangkat
sekitar satu jam yang lalu menuju ke Rantepao.
”Mobil ke Rantepao mengambil kelambu untuk pencegahan malaria dan biskuit (makanan
pendukung ASI) di Dinas Kesehatan. Bukan untuk kepentingan pribadi,” urai Monto, sambil
mengucapkan permintaan maaf dan turut berduka cita kepada keluarga korban.
»»   Selengkapnya...

Gubernur SuLSel Tinjau Gereja Dilempari Bom Molotov

Gubernur sulawesi selatan Syahrul yasin limpo senin petang meninjau gereja toraja mamasa jalan dirgantara Makassar pasca pelemparan bom molotov oleh orang tak dikenal. Gubernur menyerahkan sepenuhnya insiden pelemparan bom gereja ini pada proses hukum dan berharap kejadian ini tidak didramatisir.
Gereja toraja mamasa yang terletak di jalan dirgantara Makassar ini dilempari bom molotov pada minggu dini hari lalu oleh sekelompok orang tak dikenal. Meski tidak ada kerusakan parah pasca dilempari bom namun nampak tersisa di dinding gereja ini bekas hitam lemparan bom.

Gubernur sulawesi selatan Syahrul yasin limpo meninjau langsung ke gereja ini senin petang.
Gubernur SuLSel Syahrul yasin limpo berharap kasus ini tidak terlalu di dramatisir dan menyerahkan sepenuhnya hasil penyilidikan ke pihak kepolisian.

Gubenur sulawesi selatan Syahrul yasin limpo mengatakan:
( saya pikir tidak perlu didramastisir …serahkan kepihak keamanan… secara intensif kita berharap dapat diselesaikan secepatnya…dan umat dapat menjalankan ibadahnya kembali.)

Gubernur SuLSel juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dan meminta aparat kepolisian segera mengusut tuntas pelaku teror bom gereja. And-ari.
 posting  makassar TV
»»   Selengkapnya...

Selasa, 12 Februari 2013

Nenek 105 Tahun Babak Belur Dipukul Perampok


Nenek 105 Tahun Babak Belur Dipukul PerampokTNO-TANA TORAJA -- Seorang nenek berusia 105 tahun bernama Sattu dan kerabatnya, Immar (17), terluka akibat dipukul perampok yang menyatroni rumah mereka di Kampung Buntu, Kelurahan Benteng Ambeso, Kecamatan Gandasil, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan.  


Pelaku yang diduga berjumlah dua orang menyatroni rumah korban pada hari Minggu (10/2/2013) sekitar pukul 03.30 Wita kemarin. Saat kejadian, pemilik rumah, Sattu yang akrab dipanggil Ne'Gopir dan seorang keluarganya bernama Immar sedang tertidur lelap. Salah satu pelaku masuk ke rumah melalui pintu belakang.
Pelaku kemudian langsung menuju kamar tidur korban Immar. Karena ketahuan, pelaku langsung meninju bagian wajah korban Immar. Akibatnya, pelipis korban luka parah akibat terkena tinju pelaku.  
Sementara pelaku lainnya juga langsung masuk ke rumah dan menuju kamar tidur Ne'Gopir. Di dalam kamar, pelaku pun memukul Ne'Gopir yang menyebabkan korban mengalami luka di bagian wajah. Akibat dianiaya pelaku, salah satu korban berteriak dan didengar salah salah seorang tetangga, dan langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Akan tetapi, setibanya di rumah korban, tetangga yang hendak melolong, dikejar parang oleh para pelaku. Pelaku pun kabur sebelum masyarakat berdatangan.
Kapolsek Mengkendek, AKP Mathius Tappi menyatakan, dari hasil penyelidikan sementara, pelaku percobaan perampokan yang berjumlah lebih dari satu orang sudah mengetahui keadaan rumah korban. 
"Dari olah TKP, pelaku sudah biasa keluar masuk rumah korban. Pelaku tidak berhasil mengambil barang yang ada di dalam rumah karena keburu aksinya ketahuan," ujar Mathius, Senin (11/2/2013).


posting :KOMPAS.com
Editor :
Farid Assifa

»»   Selengkapnya...

Minggu, 10 Februari 2013

Abraham: Pimpinan KPK Sepakati Anas Tersangka


TNO- Jakarta - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Abraham Samad, menegaskan seluruh pimpinan lembaga antirasuah telah sepakat untuk menetapkan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, sebagai tersangka. Namun, surat perintah penyidikan kasus suap Gedung Olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor, masih belum diteken, walau sudah disiapkan.


"Sudah sepakat, tetapi kan harus ditandatangan semua (pimpinan KPK)," ujar Abraham seusai melantik Direktur Penuntutan KPK, Ranu Mihardja, dan Sekretaris Jenderal KPK, Anis Zaid Basalama, di kantornya, Jumat, 8 Februari 2013.
Tanpa pacaran, Abraham Samad langsung nikahi IndrianaAbraham mengatakan KPK belum meneken surat itu lantaran tiga dari pimpinannya masih bertugas di luar daerah, yakni Bambang Widjojanto, Busyro Muqoddas, dan Adnan Pandu Praja. Adnan mengaku akan mengikuti sebuah penandatanganan nota kesepahaman di Selandia Baru pada pekan depan.  "Tapi mudah-mudahan dalam satu atau dua (hari), tapi kita liat saja lah nanti lah," ujar dia tak melanjutkan kalimatnya.
Beredar kabar Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka kasus suap proyek Gedung Olahraga di Bukit Hambalang, Sentul, Bogor. Dari hasil ekspose KPK, Kamis malam, 7 Februari 2013, sumber Tempo menyebutkan KPK meyakini Anas menerima suap berupa duit yang kemudian dibelikan mobil Toyota Harrier pada 2010.
Menurut sumber Tempo, Anas diduga melanggar pasal suap karena menerima hadiah selaku penyelenggara negara. Pada saat penerimaan tersebut, Anas menjabat sebagai Ketua Fraksi Demokrat di DPR. "Dia diduga melanggar Pasal 12 a dan b atau Pasal 11 Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi," ujar sumber yang sempat membacakan surat perintah penyidikan Anas.
Abraham menegaskan tidak ada perbedaan pendapat maupun perpecahan dari para pimpinan KPK dalam menentukan status hukum Anas. Hanya saja, "Ada hal-hal yang mungkin perlu disinergikan," ujar dia. "Ini tidak mungkin diungkapkan ke hadapan publik."
Saat ditanyai sejauh mana bukti dugaan gratifikasi berupa mobil Anas, Abraham belum bersedia memberikan penjelasan. "Tunggu saja nanti karena kalau disampaikan sepotong-sepotong nanti jadi tidak utuh."
TRI SUHARMAN
posting :TEMPO.CO

posting : 
»»   Selengkapnya...

Sabtu, 09 Februari 2013

Ini 3 Titah Anas Setelah SBY Ambil Alih Kewenangannya

TNO-Jakarta - - Kewenangan teknis Anas Urbaningrum selaku Ketum DPP Partai Demokrat telah diambil alih oleh Ketua Majelis Tinggi PD, Susilo B. Yudhoyono. Tidak lama setelah pengambilan alihan tersebut, Anas menyampaikan tiga perintah kepada jajaran DPP PD. Apa saja titah dari Anas?

Menurut salah satu Sekretaris Departemen PD yang hadir dalam pertemuan di rumah Anas di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat (8/2/2013) tengah malam, Anas menegaskan sikap SBY mengambil kendali PD dari tangannya. Namun demikian Anas tetap menjabat sebagai Ketua Umum PD sah yang terpilih secara sah melalui Kongres dan karenanya berhak mengambil keputusan penting di PD.

"Pertama, ketum tidak ingin ada statement menyerang dari para kader di semua tingkatan. Kedua keputusan Kongres yang menghasilkan Ketua Umum, program kerja dan AD/ART adalah keputusan tertinggi yang hanya bisa dibatalkan melalui kongres atau KLB. Ketiga ketum tetap menjalankan tugas-tugas seperti biasa dalam menjalankan amanat Kongres," kata sumber tersebut.

Karena itu, Anas pun tetap menjalankan tugas seperti biasa pada hari ini. Anas sebagai Ketum PD merasa memiliki kewenangna untuk melantik seluruh DPC Propinsi Banten di Pandeglang.

"DPD dan DPC yang belum melakukan Musda dan Muscab lakukan sebagaimana biasa sesuai AD/ART. Demikian seruan dan titah ketum tepat pukul 12.23 WIB bertempat di Duren Sawit," tegasnya.

Di dalam pertemuan dengan seluruh anggota Majelis Tinggi PD di Cikeas, Jumat (8/2/2013), SBY menegaskan langkah mengambil alih roda organisasi untuk menyelamatkan partai. Dan SBY sebagai Ketua Majelis Tinggi akan menjadi komandonya.

"Ketua Majelis Tinggi bertugas berwenang dan bertanggungjawab untuk memimpin penyelamatan dan konsolidasi partai," kata SBY di kediaman pribadinya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (8/2/2013).

Menurut SBY, segala keputusan kebijakan dan tindakan partai akan ditentukan dan dikendalikan langsung oleh Majelis Tinggi. Dan SBY akan mengeluarkan langsung keputusan-keputusan penting partai. Fraksi di DPR, DPD dan DPC di seluruh Indonesia juga akan di bawah komando Majelis Tinggi. Dan mereka juga akan bertanggungjawab langsung kepada Majelis Tinggi.

Anas diminta fokus terhadap kasus hukum yang dihadapinya. Sementara penyelamatan PD oleh Majelis Tinggi akan selesai setelah PD bebas dari prahara.

(van/lh)

posting : detikNews


»»   Selengkapnya...

Soal Pidato SBY, Pengamat: Anas Dibonsai Secara Politik

Jakarta - - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, mengambil alih seluruh kendali partai dari tangan Anas Urbaningrum. Meski masih menjabat sebagai ketua umum, secara kewenangan Anas sudah dibonsai.

"Secara keseluruhan komentar SBY menunjukan startegi pembonsaian politik. Dibiarkan hidup tapi tumbuh berdasarkan kehendak si empunya," jelas pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Gun Gun Heryanto saat berbincang, Sabtu (9/2/2013).

Gun Gun menilai, SBY memang tidak mengutak-atik jabatan Anas dari Ketua Umum. Namun Anas tidak lagi memiliki kewenangan.

"Menjadi ketua umum secara de jure, tapi secara de facto tidak punya kewenangan lagi," lanjut Gun Gun.

SBY sendiri tidak bakal berani melengserkan Anas dari kursi ketua umum. Pasalnya belum ada aturan hingga saat ini yang dilanggar oleh Anas.

"Statusnya dia kan di KPK saat ini masih saksi," tegasnya.

(mok/mok)

posting :detikNews
Moksa Hutasoit - detikNews
»»   Selengkapnya...

Jumat, 08 Februari 2013

Ditinggal Pengawal ke Toilet, Terdakwa Kasus Penipuan Rp 6,5 Miliar Kabur



TNO-Jakarta - - Sepak terjang terdakwa kasus penipuan sebesar Rp 6,5 miliar, Henry Daniel, licin bagai belut. Menjelang sidang vonis, Henry, malah kabur saat ditinggal pengawal dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan pergi ke kamar kecil.

Henry kabur saat menjelang sidang vonis yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Kamis 10 Januari 2013 lalu.

Jaksa Agung Muda Pengawasan Marwan Effendy menceritakan lolosnya Henry. Ia mengatakan Henry awalnya akan menjalani sidang vonis pada pagi hari. Namun gara-gara mobil tahanan penuh, Henry naik mobil pribadi yang tidak berjeruji dan tanpa pengawalan dari aparat Kepolisian.

"Itu menyalahi prosedur. Kalau mobil tananan penuh bisa dibawa pakai mobil pribadi tetapi dengan pengawalan polisi," kata Marwan di Kejaksaan Agung, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta Selatan, Jumat (8/2/2013).

Setiba di pengadilan, lanjut Marwan, pegawal kebelet pipis dan pergi ke kamar kecil. Ia kemudian menitipkan Henry ke temannya, seorang pensiunan pegawai Kejaksaan. Padahal seharusnya Henry dimasukkan ke tahanan atau diborgol. Nah, melihat peluang itu, Henry pun kabur.

"Bagaimana kita mau minta pertanggungjawaban kepada pegawai Kejaksaan yang sudah pensiun?" kata Marwan.

Akibat kelalaian itu, pengawal tahanan dari Kejari Jakarta Selatan diperiksa intensif hingga kini.

"Laporan sudah saya serahkan ke Wakil Jaksa Agung (Darmono). Nah soal hukuman belum tahu tunggu pimpinan dong, tidak bisa kita dahului, tapi saya sudah usulkan," ujar Marwan.

Marwan merahasiakan identitas si pengawal itu. Ia berpendapat pengawal tersebut lalai. "Yang jelas pegawai ini tak melaksanakan sesuai SOP (standard operating procedur)," ujar Marwan.

Marwan juga mendesak Kejari Jaksel segera menangkap Henry. "Jadi langkah selanjutnya tahanan ya kita akan segera tangkap," katanya.

Jaksa Penuntut Umum menuntut terdakwa Henry dengan penjara tiga tahun enam bulan akibat penipuan terhadap korban Winarman Halim atas penjualan Apartemen Regatta senilai Rp 6,5 miliar yang terletak di Jakarta Utara. 


(aan/nrl)
Salmah Muslimah - detikNews


»»   Selengkapnya...