Demikian halnya, Pembentukan Tim Monev, yang terdiri dari Oknum-oknum Kejaksaan dan Kepolisian serta LSM yang direkrut tanpa diketahui Prasyaratnya, tiba-iba muncullah Tim Monev dengan beban biaya APBD 90juta, waow, ada apa lagi in? sementara dalam prakteknya, mereka masih dikumpulkan dana 300 per sekolah (contoh kasus : Bittuang). Setelah di-SK-kan,Tim Monev berbagi tugas ke Wilayah yang ditetapkan oknum tertentu, bahkan atraksi yang dilakukan begitu arogan bahkan memarah-marahi Kepsek yang dijumpai. meminta data dan segala macamnya. Hal ini membuat gerah pemerhati pendidikan Titus Tato' Samara, aktifis LSM YPMT (Yayasan Pendidikan Masyarakat Toraja), dikatakannya " Tim yang terbentuk mendatangi sekolah - sekolah dan meminta Data dan segala macamnya, sayangnya oknum tertentu bertindak berlebihan memarah-marahi Para Kepsek dan Guru yang dijumpai, tujuannya apa? tetapi ada juga yang bingung, bagaimana harus bertindak karena direkrut mendadak, bagaimana bisa monitor dan evaluasi kalau menggunakan dana internal, ini bisa akal-akalan saja".
Kondisi Dikna tana toraja seharusnya menjadi perhatian Bupati, terlalu banyak info yang masuk, bahkan beberapa orang pejabat teras di Bumi Lakipadada ini sudah merekomendasikan perubahan - perubahan pengelolaan, jangan jadikan Diknas Tana Toraja cuma sebagai bulan-bulanan kepentingan, akhirnya semua berujung KORUPSI.(fer)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar