Puluhan
anggota Gerakan Pemuda Pelajar Mahasiswa Tana Toraja (Geppmator)
mendatangi kantor Badan Pekerja Sinode Gereja Toraja (BPS GT) yang
berlokasi di Rantepao, Toraja Utara, Senin (23/4/12) pagi tadi.
Kedatangan
mereka ke Kantor BPS GT itu untuk meminta penjelasan terkait dugaan
penyalahgunaan dana masyarakat pada kasus kompor hemat energy sejak
2009 lalu.
Menanggapi
aksi demontrasi aktivis Geppmator, Ketua I BPS GT Pdt IY Panggalo
dihadapan puluhan anggota Geppmator, mengaku senang dengan adanya demo
yang mengungkit ungkit kasus penipuan kompor hemat energy itu.
“Masalahnya, BPS GT juga merupakan korban penipuan dari kasus kompor
ini,” Panggalo.
Sementara
Sekretaris BPS GT Pdt Suleman Allolinggi mengaku tidak bisa melakukan
pemeriksaan pembukuan terhadap PT Enerxi. “Tidak mungkin kami melakukan
pemeriksaan pembukaan PT Enerxi. Apakah ada uang yang mereka yang
menerima. Berapa yang mereka terima dan sebagainya. Karena itu sudah
masuk ranah hukum,” ujar Suleman.
Menanggapi
jawaban pengurus BPS GT, aktivis Geppmator menuding penjelasan tersebut
tidak masuk akal. Sebab, selama ini tidak ada upaya BPS GT untuk
melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.
“Jika
memang Pihak BPS Gereja Toraja jadi korban kenapa tidak melaporkan
kasus penipuan kompor ini, jujur saja kami malu sebagai warga Gereja
Toraja karena kasus ini,” ujar Frans Bore Sampepadang, perwakilan
Geppmator dihadapan beberapa pendeta BPS GT.
Untuk
diketahui, dalam kasus kompor hemat energy ini, PT Enerxi bertindak
sebagai pihak distributor dan difasilitasi Badan Pekerja Sinode (BPS)
Gereja Toraja dan Pemkab Toraja Utara. Kasus ini juga sempat dilaporkan
ke Polres Tana Toraja pada April lalu oleh sejumlah LSM dengan laporan
bernomor LP/112/IV/2011/Polda Sulselbar/Resta Tator. Sayangnya, hingga
saat ini belum jelas bagaimana kelanjutan penanganan kasus ini ditangan
polisi.
Kompor
hemat energy dengan label Cook Stove Save 80 memiliki keunggulan antara
lain dapat memasak hanya dengan 250 - 300 gram kayu bakar, thermal
1.450 watt, efisiensi thermal lebih dari dari 50 persen tungku
tradisional C/CO2:0.016. Selain itu, hanya menggunakan kayu sebanyak 1
Kg namun mampu memasak untuk 50 orang.
Program
kompor hemat energy ini merupakan tindak lanjut dari kerjasama antara
Zenith Industrienlagenbau Gesselschaft MbH, Vienna-Austria dengan
pemerintah kabupaten Tana Toraja pada 2009 lalu. Pada saat itu, pihak
Zanith berjanji akan membagikan kompor hemat energi sebanyak 30 ribu
secara cuma-cuma kepada warga dengan menunjuk PT Enerxi selaku
distributor.
Namun,
dalam realisasinya, oleh pihak PT Enerxi, masyarakat diminta untuk
mengumpulkan biaya hingga Rp100 ribu perunit kompor dengan alasan
sebagai pengganti transportasi barang hingga tiba di Kabupaten Tana
Toraja. Sesuai informasi, total dana pengganti
transportasi yang sudah disetorkan masyarakat mencapai Rp4 miliar,
namun hingga kini tidak ada kejelasan dari PT Enerxi. (abazta/b)
Posting : luwuraya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar