Minggu dini hari, (10/2) dua gereja di Makassar mengalami pelemparan bom molotov. Kedua gereja tersebut adalah Gereja Toraja - Mamasa (GTM) Jemaat Jordan yang berada di jalan Dirgantara IX dan Gereja Toraja Klasis Makassar Jemaat Tiatira Malengkeri di jalan Masjid Nurul Muhajirin. Apa yang terjadi atas dua gereja tersebut dikecam oleh pemuda lintas agama.
"Kami menilai ada pergeseran nilai pluralisme di Sulsel dengan kejadian ini," demikian ungkap Vincent, Aktivis Solidaritas Pemuda Islam untuk Kerukunan Umat Beragama Makassar.
Menurut Vincent, perusakan atas rumah ibadah ini harus diusut oleh pihak kepolisian secepatnya, karena tindakan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab ini telah menciderai keharmonisan umat beragama. Ia pun meminta agar semua umat beragama jangan terprovokasi oleh apa yang terjadi ini.
Saat ini polisi masih menyelidiki kasus pelemparan bom molotov yang menyebabkan pintu utama dan papan nama gereja terbakar itu. Menurut keterangan pihak Kepolisian Sektor Panakukang, Makassar pelaku diketahui ada tiga orang dengan mengenderai dua speda motor.
Kesatuan dan kerukunan adalah sebuah aset sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat berjalan dengan baik. Sayangnya ada saja pihak-pihak yang ingin mencoba menghancurkan hal ini, untuk itu tindakan-tindakan provokasi seperti pelemparan bom motolov ini harus disikapi dengan bijaksana.
posting :jawabaNews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar