SIDRAP, BKM -- Pelarian Sarullah (40) berakhir, Selasa (26/2). Pria yang diburu sekian bulan karena diduga terkait serangkaian kasus pencurian sepeda motor, ditembak dalam sebuah penyergapan di poros Soppeng, Kelurahan Bilokka, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.
Petugas Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Sidrap, terpaksa melumpuhkan Sarullah dengan sebuah tembakan, karena menolak menyerahkan diri.
Kapolres Sidrap AKBP Anang Pujianto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Hambodo, mengonfirmasi,
tersangka terendus jejaknya sejak beberapa hari lalu. Petugas kemudian melakukan perburuan hingga ke perbatasan Soppeng.
Tepat di Kelurahan Bilokka, pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita, Sarullah disergap. Tetapi penyergapan tak berjalan mulus. "Anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan agar tersangka mau menyerahkan diri baik-baik. Tapi justru dia melawan," jelas Tri.
Sarullah mencoba melawan aparat dengan mencabut pistol dari pinggangnya. Seketika ia melompat dari sepeda motornya dan melepaskan tembakan beberapa kali ke arah aparat.
Tembakan dibalas petugas dengan tembakan beberapa kali ke udara. Sarullah kemudian diminta menyerahkan.
Bukannya menyerah, pria itu justru semakin beringas. Ia kembali melepaskan dua tembakan ke arah petugas.
Tak mau ambil risiko, akhirnya petugas mengambil langkah terakhir dengan mengarahkan tembakan kepada tersangka. Sarullah seketika roboh setelah sebuah peluru bersarang di kaki kanannya.
Dalam kondisi terluka, Sarullah dilarikan ke RS Nene Mallomo, Sidrap.
Menurut AKP Tri, polisi terpaksa melumpuhkan tersangka karena melakukan perlawanan dan membahayakan jiwa petugas. "Makanya langsung kita tembak kakinya agar perlawan tersangka terhenti," katanya.
Sebelumnya, pihaknya telah berusaha memberi tembakan peringatan dan memintanya menyerahkan diri. "Tapi tak digubris. Dia malah menembaki petugas," kata Tri.
Disebutkan Tri, barang bukti yang berhasil disita dari tanganya yakni sebuah senjata api rakitan (senpira) berikut 3 peluru tajam.
Tak hanya itu, polisi juga menyita 11 unit sepeda motor berbagai jenis dari tangan penadah di Kecamatan Tellu Limpoe dan Panca Lautang, Sidrap.
"Pelaku A1 adalah DPO kita, dia bersama komplotannya melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Sidrap selama ini," katanya.
Tak hanya tersangka Sarullah yang berhasil ditangkap, 3 rekan tersangka juga berhasil ditangkap sekitar pukul 10.00 Wita di hari yang sama. Sebelumnya, pada Senin, dua tersangka ditangkap lebih dahulu.
Dari hasil pengembangan inilah, Sarullah bersama 3 rekannya yang identitasnya masih disembunyikan itu berhasil ditangkap aparat.
"Sudah ada enam tersangka berhasil kita tangkap. Seorang sudah dilumpuhkan dan menjalanai perawatan medis. Sementara 5 orang lainnya saat ini masih di bawah anggota keluar untuk pengembangan penyidikan," ungkap mantan Kasat Reskrim Polres Wajo ini.
Sebelumnya juga, lanjut dia, secara terpisah dua tersangka curanmor dengan modus baru berhasil ditangkap yaitu Anzar dan Syafril. Keduanya beraksi dengan cara menggunakan kendaraan bentor (becak motor).
Sementara komplotan curanmor Sarullah ini, adalah komplotan lama yang selama ini meresahkan warga. Pasalnya, dalam menjalankan aksinya mereka menggunakan senjata api dan terkenal sangat nekat.
"Mereka tidak segan melukai korbannya," kata Tri.
"Komplotan curanmor ini juga kita deteksi adalah pelaku curas, karena menjalankan aksinya itu menggunakan senjata api dan senjata tajam," katanya.
Sejauh ini, data kepolisian sudah mencatat tujuh laporan warga kehilangan sepeda motor.
Kasus ini, kata Tri Hambodo, paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Maritengae sejak dua bulan terakhir ini.
"Dari 11 unit sepeda motor kita sita, laporannya banyak di wilayah Maritengae termasuk salah satu korbannya adalah anggota polisi yang melaporkan kehilangan motor Januari lalu," tandasnya. (ady/sya/B)
Petugas Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Sidrap, terpaksa melumpuhkan Sarullah dengan sebuah tembakan, karena menolak menyerahkan diri.
Kapolres Sidrap AKBP Anang Pujianto melalui Kasat Reskrim AKP Tri Hambodo, mengonfirmasi,
tersangka terendus jejaknya sejak beberapa hari lalu. Petugas kemudian melakukan perburuan hingga ke perbatasan Soppeng.
Tepat di Kelurahan Bilokka, pada Selasa sore sekitar pukul 16.00 Wita, Sarullah disergap. Tetapi penyergapan tak berjalan mulus. "Anggota sempat mengeluarkan tembakan peringatan agar tersangka mau menyerahkan diri baik-baik. Tapi justru dia melawan," jelas Tri.
Sarullah mencoba melawan aparat dengan mencabut pistol dari pinggangnya. Seketika ia melompat dari sepeda motornya dan melepaskan tembakan beberapa kali ke arah aparat.
Tembakan dibalas petugas dengan tembakan beberapa kali ke udara. Sarullah kemudian diminta menyerahkan.
Bukannya menyerah, pria itu justru semakin beringas. Ia kembali melepaskan dua tembakan ke arah petugas.
Tak mau ambil risiko, akhirnya petugas mengambil langkah terakhir dengan mengarahkan tembakan kepada tersangka. Sarullah seketika roboh setelah sebuah peluru bersarang di kaki kanannya.
Dalam kondisi terluka, Sarullah dilarikan ke RS Nene Mallomo, Sidrap.
Menurut AKP Tri, polisi terpaksa melumpuhkan tersangka karena melakukan perlawanan dan membahayakan jiwa petugas. "Makanya langsung kita tembak kakinya agar perlawan tersangka terhenti," katanya.
Sebelumnya, pihaknya telah berusaha memberi tembakan peringatan dan memintanya menyerahkan diri. "Tapi tak digubris. Dia malah menembaki petugas," kata Tri.
Disebutkan Tri, barang bukti yang berhasil disita dari tanganya yakni sebuah senjata api rakitan (senpira) berikut 3 peluru tajam.
Tak hanya itu, polisi juga menyita 11 unit sepeda motor berbagai jenis dari tangan penadah di Kecamatan Tellu Limpoe dan Panca Lautang, Sidrap.
"Pelaku A1 adalah DPO kita, dia bersama komplotannya melakukan aksi pencurian sepeda motor di wilayah Sidrap selama ini," katanya.
Tak hanya tersangka Sarullah yang berhasil ditangkap, 3 rekan tersangka juga berhasil ditangkap sekitar pukul 10.00 Wita di hari yang sama. Sebelumnya, pada Senin, dua tersangka ditangkap lebih dahulu.
Dari hasil pengembangan inilah, Sarullah bersama 3 rekannya yang identitasnya masih disembunyikan itu berhasil ditangkap aparat.
"Sudah ada enam tersangka berhasil kita tangkap. Seorang sudah dilumpuhkan dan menjalanai perawatan medis. Sementara 5 orang lainnya saat ini masih di bawah anggota keluar untuk pengembangan penyidikan," ungkap mantan Kasat Reskrim Polres Wajo ini.
Sebelumnya juga, lanjut dia, secara terpisah dua tersangka curanmor dengan modus baru berhasil ditangkap yaitu Anzar dan Syafril. Keduanya beraksi dengan cara menggunakan kendaraan bentor (becak motor).
Sementara komplotan curanmor Sarullah ini, adalah komplotan lama yang selama ini meresahkan warga. Pasalnya, dalam menjalankan aksinya mereka menggunakan senjata api dan terkenal sangat nekat.
"Mereka tidak segan melukai korbannya," kata Tri.
"Komplotan curanmor ini juga kita deteksi adalah pelaku curas, karena menjalankan aksinya itu menggunakan senjata api dan senjata tajam," katanya.
Sejauh ini, data kepolisian sudah mencatat tujuh laporan warga kehilangan sepeda motor.
Kasus ini, kata Tri Hambodo, paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Maritengae sejak dua bulan terakhir ini.
"Dari 11 unit sepeda motor kita sita, laporannya banyak di wilayah Maritengae termasuk salah satu korbannya adalah anggota polisi yang melaporkan kehilangan motor Januari lalu," tandasnya. (ady/sya/B)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar