REPUBLIKA.CO.ID,
NUNUKAN -- Sebanyak 13 orang dari 91 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang
dideportasi Pemerintah Kerajaan Malaysia dari Penampungan Tahanan
Sementara (PTS) Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia, menderita sakit selama
berada di penjara. "Dari ke-13 TKI tersebut, 10 orang menderita
penyakit gatal-gatal, dan yang lainnya demam dan flu," kata perawat di
Kesehatan Pelabuhan Nunukan, Arman, di Nunukan, Kamis (28/6) malam.
Sesuai penanganan pertama dari TKI yang sakit tersebut, Arman menerangkan, tidak ada yang menderita penyakit parah. Ia menambahkan, sesuai keterangan TKI yang sakit itu, penyakit mereka disebabkan kondisi air minum dan mandi yang tidak layak atau tidak sehat. Selain itu, tempat penampungan yang tidak layak huni atau kotor.
Khusus yang menderita penyakit gatal-gatal disebabkan tidak mandi selama empat bulan di penjara karena dianggap air tidak layak. "Semua menderita sakit karena mungkin kondisi tempat tidur dan air mandi atau air minum yang tidak bersih," kata Arman.
Tindakan perawatan dari Kesehatan Pelabuhan Nunukan, lanjut dia, dengan memberikan obat atau suntik. Dan tidak ada yang diberikan surat rujukan ke rumah sakit karena penyakitnya masih dikategorikan sangat ringan. "Selama masih bisa kami tangani, belum kami berikan rujukan ke rumah sakit," katanya.
Salah seorang TKI deportasi bernama Sinta mengaku penyakit mata dan demam yang dideritanya ketika berada di dalam penampungan (penjara). TKI yang berasal dari Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan ini bekerja di Kota Kinabalu Sabah Malaysia sejak 2010 itu mengatakan, sakit mata yang dideritanya akibat pergantian cuaca saja.
Hal yang sama diungkapkan TKI deportasi asal Kupang Nusa Tenggara Timur, Yamin. Ia menyatakan tiga hari sebelum dideportasi ke Nunukan, ia menderita sakit demam. Yamin maupun Sinta mengaku selama menderita sakit di penjara Kota Kinabalu sempat diberikan obat oleh petugas penjara.
Lain lagi disampaikan Ibrahim Hamzah, TKI deportasi asal Lembata Nusa Tenggara Timur mengatakan kondisi para TKI yang dipenjara di PTS KOta Kinabalu Sabah sangat memprihatinkan. Air minum yang dikonsumsi dari air mentah dan kotor ditambah tempat tidur yang sangat kotor. Dari faktor makanan dan air minum yang tidak layak itulah yang menyebabkan banyak yang menderita sakit.
Sesuai penanganan pertama dari TKI yang sakit tersebut, Arman menerangkan, tidak ada yang menderita penyakit parah. Ia menambahkan, sesuai keterangan TKI yang sakit itu, penyakit mereka disebabkan kondisi air minum dan mandi yang tidak layak atau tidak sehat. Selain itu, tempat penampungan yang tidak layak huni atau kotor.
Khusus yang menderita penyakit gatal-gatal disebabkan tidak mandi selama empat bulan di penjara karena dianggap air tidak layak. "Semua menderita sakit karena mungkin kondisi tempat tidur dan air mandi atau air minum yang tidak bersih," kata Arman.
Tindakan perawatan dari Kesehatan Pelabuhan Nunukan, lanjut dia, dengan memberikan obat atau suntik. Dan tidak ada yang diberikan surat rujukan ke rumah sakit karena penyakitnya masih dikategorikan sangat ringan. "Selama masih bisa kami tangani, belum kami berikan rujukan ke rumah sakit," katanya.
Salah seorang TKI deportasi bernama Sinta mengaku penyakit mata dan demam yang dideritanya ketika berada di dalam penampungan (penjara). TKI yang berasal dari Kabupaten Tana Toraja Sulawesi Selatan ini bekerja di Kota Kinabalu Sabah Malaysia sejak 2010 itu mengatakan, sakit mata yang dideritanya akibat pergantian cuaca saja.
Hal yang sama diungkapkan TKI deportasi asal Kupang Nusa Tenggara Timur, Yamin. Ia menyatakan tiga hari sebelum dideportasi ke Nunukan, ia menderita sakit demam. Yamin maupun Sinta mengaku selama menderita sakit di penjara Kota Kinabalu sempat diberikan obat oleh petugas penjara.
Lain lagi disampaikan Ibrahim Hamzah, TKI deportasi asal Lembata Nusa Tenggara Timur mengatakan kondisi para TKI yang dipenjara di PTS KOta Kinabalu Sabah sangat memprihatinkan. Air minum yang dikonsumsi dari air mentah dan kotor ditambah tempat tidur yang sangat kotor. Dari faktor makanan dan air minum yang tidak layak itulah yang menyebabkan banyak yang menderita sakit.
Redaktur: Dewi Mardiani
Sumber: Antara
Jumat, 29 Juni 2012, 10:20 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar