TNO-MAKASSAR, Kubu Ilham Aziz Qahar
Muzadkkar-Aziz Qahar Muzadkkar (IA), bakal calon gubernur Sulsel, terus
menuai sorotan.
Selain dituding hanya mengumbar janji palsu kepada beberapa partai non parlemen, iklan berlogo minuman beralkohol juga menuai sorotan tajam. Bahkan, iklan IA yang sudah ditayangkan dibeberapa televisi nasional, juga menuai kecaman.
Pasalnya, dalam iklan yang berdurasi beberapa detik itu, memunculkan logo bintang dua, yang merupakan logo dalam jargon bakal calon gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kecaman langsung dilontarkan politisi Golkar, yang merupakan partai pengusung Syahrul Yasin Limpo dalam pilgub mendatang.
Golkar menilai, apa yang ditampilkan itu sangat tidak etis, karena dalam iklan yang muncul di televisi tersebut, memperlihatkan logo kandidat dari Golkar, dan itu merupakan perilaku yang tidak mendidik dan pembodohan politik.
"Kita menyerahkan semuanya kepada masyarakat yang mengkonsumsi iklan itu, kita tidak etis kalau terlalu jauh masuk dalam persoalan itu," tegas Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel, Moh Roem, kepada Upeks.
Ia merasa, iklan politik yang dimunculkan itu, harusnya memiliki etika dan layak dikonsumsi secara umum masyarakat. Memberi pemahaman pendidikan politik, bukan justru menyindir kandidat yang lainnya. Hal senada dilontarkan Ketua Fraksi Golkar, Yadkin Pajalangi. "Yang jelas nanti masyarakat sendiri yang menilai, karena itu merupakan konsumsi orang banyak," tambahnya
Juru Bicara Partai Golkar, Arfandi Idris menyatakan, apa yang dilakukan itu merupakan hal yang tidak sepantasnya, karena melakukan marjinal kepada logo yang telah dipergunakan kandidat Golkar. "Ya, semuanya masyarakat yang nilai, biarkanlah masyakat yang melihat itu," ucapnya
Pengamat Filsafat Politik Universitasa Islam Negeri (UIN) Alauddin, DR Sabri, di gedung DPRD Susel, memaparkan apa yang dilakukan pasangan IA dalam iklan yang menyinggung kandidat lain, merupakan hal yang sangat diluar dari etika politik.
Bahkan cenderung mencerminkan mundurnya etika berpolitik. "Dalam etika politik dijunjung penghargaan dan saling menghargai serta menghormati, bukan justru menyudutkan seorang kandidat. Inikan bukan sikap dari politisi yang siap bertarung dengan sportif, dan itu juga merupakan sikap dari upaya menjelekkan orang lain," ujarnya.
Posting : Upeks online
Selain dituding hanya mengumbar janji palsu kepada beberapa partai non parlemen, iklan berlogo minuman beralkohol juga menuai sorotan tajam. Bahkan, iklan IA yang sudah ditayangkan dibeberapa televisi nasional, juga menuai kecaman.
Pasalnya, dalam iklan yang berdurasi beberapa detik itu, memunculkan logo bintang dua, yang merupakan logo dalam jargon bakal calon gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL). Kecaman langsung dilontarkan politisi Golkar, yang merupakan partai pengusung Syahrul Yasin Limpo dalam pilgub mendatang.
Golkar menilai, apa yang ditampilkan itu sangat tidak etis, karena dalam iklan yang muncul di televisi tersebut, memperlihatkan logo kandidat dari Golkar, dan itu merupakan perilaku yang tidak mendidik dan pembodohan politik.
"Kita menyerahkan semuanya kepada masyarakat yang mengkonsumsi iklan itu, kita tidak etis kalau terlalu jauh masuk dalam persoalan itu," tegas Wakil Ketua DPD I Golkar Sulsel, Moh Roem, kepada Upeks.
Ia merasa, iklan politik yang dimunculkan itu, harusnya memiliki etika dan layak dikonsumsi secara umum masyarakat. Memberi pemahaman pendidikan politik, bukan justru menyindir kandidat yang lainnya. Hal senada dilontarkan Ketua Fraksi Golkar, Yadkin Pajalangi. "Yang jelas nanti masyarakat sendiri yang menilai, karena itu merupakan konsumsi orang banyak," tambahnya
Juru Bicara Partai Golkar, Arfandi Idris menyatakan, apa yang dilakukan itu merupakan hal yang tidak sepantasnya, karena melakukan marjinal kepada logo yang telah dipergunakan kandidat Golkar. "Ya, semuanya masyarakat yang nilai, biarkanlah masyakat yang melihat itu," ucapnya
Pengamat Filsafat Politik Universitasa Islam Negeri (UIN) Alauddin, DR Sabri, di gedung DPRD Susel, memaparkan apa yang dilakukan pasangan IA dalam iklan yang menyinggung kandidat lain, merupakan hal yang sangat diluar dari etika politik.
Bahkan cenderung mencerminkan mundurnya etika berpolitik. "Dalam etika politik dijunjung penghargaan dan saling menghargai serta menghormati, bukan justru menyudutkan seorang kandidat. Inikan bukan sikap dari politisi yang siap bertarung dengan sportif, dan itu juga merupakan sikap dari upaya menjelekkan orang lain," ujarnya.
Posting : Upeks online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar