"Mengenai buku Pak Adnan Buyung Nasution, terus terang saya belum sempat membacanya. Namun saya tidak percaya, bahwa seorang sekaliber Bang Buyung menulis buku, yang oleh beberapa kalangan dianggap tidak etis meskipun beliau sudah tidak lagi menjabat sebagai Wantimpres," kata Jubir Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, melalui telepon, Senin (28/5/2012).
Dengan alasan belum membacanya, Julian tak bersedia memberi tanggapan lebih lanjut mengenai buku berjudul 'Nasihat Untuk SBY' tersebut. Namun dia menegaskan, bahwa semua saran dan masukan dari anggota Wantimpres selalu didengar oleh SBY, khususnya untuk tugas-tugas pemerintahan.
"Satu hal yang saya yakini bahwa Bapak Presiden sangat memperhatikan dan menghormati Wantimpres, termasuk mendengar nasihat dan pertimbangan yang diberikan kepada Presiden dalam menjalankan tugas pemerintahan," urain Julian.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada Jumat (25/5) lalu, Buyung meluncurkan buku berjudul 'Nasihat untuk SBY'. Buku setebal 310 halaman itu menceritakan pengalaman pria berambut putih itu selama menjadi Wantimpres pada tahun 2007-2009.
Salah satu nasihat yang disampaikan Buyung adalah mengenai polemik anugerah pahlawan bagi Soeharto. Buyung memberi saran bahwa Soeharto tidak bisa diangkat menjadi pahlawan nasional karena disebutkan penguasa orde baru itu orang yang melegitimasi merajalelanya korupsi.
(mad/lh)
Posting :
Senin, 28/05/2012 16:30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar