Selasa, 15 Mei 2012

Misi kemanusiaan pasukan loreng di Gunung Salak

 Misi kemanusiaan pasukan loreng di Gunung Salak
merdeka.com/arie basuki


Perjuangan pasukan loreng yang terdiri dari Pasukan Khas TNI AU dan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam mencari korban pesawat Sukhoi Superjet 100 bukan cerita sumir. Kisah mereka membelah Gunung Salak, melintas tebing yang curam, patut diacungi jempol.

Sejak pesawat buatan Rusia itu dikabarkan hilang sekitar Gunung Salak, Bogor, pada hari Rabu (9/5), Tim SAR dibantu TNI, Polri langsung bergerak ke lokasi untuk melakukan pencarian.

Kamis pagi, saat Presiden SBY mengumumkan pesawat buatan Rusia itu jatuh, tim pun semakin mengintensifkan pencarian mereka di sekitar jurang di Batu Tapak, Cidahu, Bogor.

Dipimpin Mayor S Tambunan, tim Paskhas TNI AU bergerak ke puncak Gunung Salak melintasi jalur pendakian dari arah pos Kandang Sapi, Cipelang. Jumat pagi sekitar pukul 05.00 WIB, tim pun tiba di puncak Gunung Salak I.

Di luar dugaan, tim ini langsung melihat bangkai dan korban pesawat nahas itu. Karena titik pesawat berada di Puncak Gunung Salak II, tim akhirnya memecah pasukan menjadi dua.

Di puncak Gunung Salak II mereka bertemu dengan tim SAR gabungan lainnya. Medan yang berat tentu tidak menyurutkan semangat mereka untuk segera sampai ke lokasi serpihan pesawat di bawah tebing yang curam. Dengan menggunakan tali yang panjangnya hanya 50 meter, mereka coba mencapai titik di mana para korban dan puing-puing berserakan.

Pasukan kedua yang dipimpin Kopral Musidi pun turut semangat. Walau tali yang dibawa hanya 50 meter, mereka tak kehabisan akal. Tim coba menggunakan pohon rotan yang melintang untuk menuju dan mengevakuasi korban yang berada di badan pesawat.

"Kami pecah kekuatannya, saya dengan Kopral Musidi, kemudian turun merapat ke sungai," kisah Mayor S Tambunan kepada wartawan di Posko Pongkor, Bogor, Minggu (13/5).

Usaha mereka membuahkan hasil. Sekitar pukul 10.20 WIB di hari yang sama, tim berhasil menemukan tiga korban pesawat Sukhoi. Satu korban ditemukan di sungai dan dua korban ditemukan tersangkut di pohon. Mereka menduga satu orang yang ditemukan di atas pohon tersebut adalah awak kapal karena korban tersebut masih mengenakan seragam.

"Satu korban yang kita temukan menggantung di atas pohon adalah awak pesawat, karena masih mengenakan seragam," terangnya.

Dia tak memungkiri, saat ditemukan kondisi jasad korban memang sangat mengenaskan. Tubuh mereka terbakar dan tidak lagi utuh. Bahkan tubuh yang diduga jasad awak maskapai itu sudah mengecil karena cairan tubuhnya sudah menetes.

"Yang diduga sebagai awak pesawat bagian badannya sudah mengecil, karena cairan tubuhnya sudah menetes," tambahnya.

Hari ini, S Tambunan dan seluruh pasukannya sudah kembali ke posko Kandang Sapi, Cipelang, Cijeruk, Bogor. Hari ini pula pencarian akan dilanjutkan kembali. Walau seragamnya lusuh dan kondisi tubuhnya juga terlihat menurun, namun mereka tetap semangat menjalani misi sosial ini.(ren)

Posting : merdeka.com

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar