Minggu, 25 Maret 2012

Libatkan TNI Halau Massa, SBY Dinilai Panik


TNO-DEPOK – Pengamat Politik Universitas Indonesia Donny Gahral menilai, pelibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam menghalau aksi unjuk rasa menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terlalu berlebihan, dan bentuk kepanikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“TNI itu tugasnya hanya pertahanan dari ancaman bersenjata, TNI tak boleh hadapi demonstran, cukup polisi. Kalau seperti ini kelihatan bahwa pengerahan alat negara menunjukkan kepribadian kepala negara, SBY terlalu paranoid,” tegasnya , Minggu (25/03/12).

Menurut Donny, dengan mengerahkan TNI, SBY merasa posisinya seperti terancam.

“Kepribadiannya lebih dominan dengan mengacuhkan undang – undang, meminta alat negara yang bukan sesuai fungsinya. Saya contohkan dulu Presiden Soekarno juga akan digranat di Cikini, tetapi Presiden Soekarno tak pernah gunakan militer untuk menghadapi lawan politiknya. Ini namanya SBY terancam,” tutur suami artis dan politisi Rieke Diah Pitaloka ini.

Donny menambahkan, kepemimpinan Presiden SBY justru lebih parah dari era Presiden Soeharto di massa orde baru. Sebab Presiden SBY selalu berkeluh kesah kepada rakyatnya.

“Bukan mengingatkan pada orde baru, justru ini lebih parah. Pak Harto meskipun menggunakan operasi intelijen, tetapi enggak pernah berkeluh kesah. SBY selalu curhat ke rakyatnya,” tukasnya.

Padahal, kata Donny, Presiden SBY merupakan aktor intelektual dari dibentuknya Undang-Undang yang mengatur fungsi TNI. Karena itu, kata dia, mahasiswa tidak boleh takut menghadapi barikade TNI.

“Justru SBY lah aktor intelektual, dia tahu persis Undang-Undang fungsi TNI, mahasiswa tak boleh takut, pengerahan TNI tidak pada tempatnya karena tak sesuai amanat reformasi. Saya tetap memprediksi gelombang unjuk rasa tetap akan terjadi karena langsung pada akar rumput permasalahnya. Pemerintah ibarat rakit di tengah hiu, massa tak bisa dibendung dan SBY semakin terjepit,” ungkapnya.

Marieska Harya Virdhani - Okezone
Minggu, 25 Maret 2012 13:11 wib

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar