Rabu, 28 Maret 2012

MAKASSAR RUSUH BBM NAIK

ImageAksi mahasiswa di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, rusuh hingga pukul 21.00 Wita, tadi malam. Selain di Jalan Sultan Alauddin, bentrokan juga terjadi di depan Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Jend Urip Sumohardjo dan depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM), Jalan AP Pettarani.


TNO-MAKASSAR – Demonstrasi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Makassar, kemarin, berakhir rusuh. Bentrokan mahasiswa dengan aparat dan perusakan terjadi di beberapa titik.

Bahkan, bentrokan di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar berlangsung hingga pukul 00.00 Wita, tadi malam. Ribuan mahasiwa yang berasal dari berbagai universitas di Makassar turun ke jalan.Kemacetan, bentrokan, dan kerusuhan tak terhindarkan.

Sedikitnya bentrokan antara mahasiswa dan polisi terjadi di tiga titik aksi, yakni di depan Kantor Gubernur Sulsel di Jalan Jend Urip Sumohardjo, depan Kampus Universitas Negeri Makassar (UNM) Jalan AP Pettarani, dan depan Kampus UIN di Jalan Sultan Alauddin. Ribuan mahasiswa yang turun ke jalan hampir serentak sekitar pukul 10.00 Wita. Bentrokan pertama terjadi di Jalan AP Pettarani. Di lokasi itu mahasiswa dari UNM menutup jalan. Ban-ban bekas dibakar di tengah jalan yang langsung memacetkan jalan.Upaya persuasif yang dilakukan aparat gagal.

Malah sebaliknya. Oknum mahasiswa memberondong polisi dengan lemparan batu. Beberapa marka jalan menjadi sasaran pengrusakan. Namun, aksi saling lempar tidak berlangsung lama karena mahasiswa dipukul mundur masuk ke kampus. Rektor UNM Prof Dr Aris Munandar yang langsung turun ke lapangan menuturkan, perilaku anarkis tersebut sudah merugikan banyak pihak. “Perilaku ini sudah mencederai kampus sendiri,”katanya. Dia meminta mahasiswa menahan diri dari bentuk provokator dan tetap mengedepankan intelektualisme.

“Perkuliahan tetap berjalan seperti dulu karena masih banyak kepentingan akademik yang harus diselesaikan,”ujarnya. Di depan Kantor Gubernur Sulsel, sekitar pukul 15.30 Wita, mahasiswa gabungan dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) dan Universitas Islam Makassar (UIM) juga terlibat bentrokan. Pos sekuriti dan pagar pintu masuk serta keluar kantor gubernur rusak berat. Dalam aksi kekerasan itu, polisi mengamankan tiga oknum mahasiswa yang diduga sebagai provokator. Insiden ini berawal saat mahasiswa menggelar aksi di pintu keluar Kantor Gubernur Sulsel.Tak lama, beberapa oknum demonstran kemudian menjebol pintu pagar yang tidak dijaga petugas.

Karena tak ada yang menemui, ratusan mahasiswa tersebut bergerak ke pintu keluar kantor gubernur.Di tempat ini, ratusan petugas kepolisian telah bersiap dengan memasang pagar betis dan peralatan huru hara. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sulsel Tautoto Tanaranggina dan Kepala Biro Aset Mustari Soba yang mencoba berdialog dengan demonstran berlangsung alot.Entah siapa yang memulai, sekitar satu jam berselang, terjadi aksi kejar-kejaran antara mahasiswa dan petugas. Demonstran mencoba bertahan dengan melemparkan batu dan balok kayu ke arah petugas dan PNS yang berkumpul.

Brimob Polda Sulselbar pun beberapa kali menembakkan gas air mata dan menurunkan kendaraan water canon untuk menghalau pengunjuk rasa yang semakin beringas.Akhirnya, sekitar pukul 15.30 Wita, ratusan mahasiswa mundur dan kembali ke kampus. Hingga tadi malam,ratusan petugas kepolisian dan TNI masih bersiaga di kantor gubernur. Bentrokan ini menyebabkan Jalan Urip Sumohardjo tertutup total selama dua jam. Mahasiswa bahkan mencabut pagar kantor gubernur dan memalangnya di tengah jalan.

Sekprov Sulsel Andi Muallim yang ditemui di lokasi kejadian menyesalkan aksi yang berujung bentrok tersebut.“Ini kan jam pulang, saya pikir ini tak mengganggu aktivitas pegawai. Saya keluar hanya mau melarang PNS yang ikut mengejar mahasiswa tadi,”katanya. Bentrokan terparah terjadi di Jalan Sultan Alauddin. Gabungan massa dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar dan UIN juga berakhir bentrok. Lebih delapan jam Jalan Alauddin lumpuh. Bentrokan berawal saat mahasiswa menutup stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Alauddin serta mendudukidanmerusakrumah makan cepat saji McDonald.

“Saya menyayangkan perilaku mahasiswa. Mereka puluhan orang langsung masuk kemudian mengutak-atik sejumlah kursi dan meja,sehingga para konsumen kami ketakutan. Untungnya tidak ada kerusakan yang berat dan korban luka,” ungkap Syamsul, 43, Saptam McDonald, kemarin. Pukul 15.30 Wita, terjadi bentrokan di jalan setelah mahasiswa menutup total jalan Sultan Alauddin. Polisi dari Polrestabes dan Polda Sulselbar serta dua mobil water canon diturunkan untuk menghalau mahasiswa. 10 orang dari pihak mahasiswa diamankan, termasuk seorang yang diduga oknum TNI berinisial SA berpangkat serda.

Mahasiswa yang tertangkap, tak ayal menjadi sasaran pukulan petugas. “Mereka kami bawa ke Polrestabes untuk kami mintai keterangan. Terkait satu oknum TNI itu, kami masih menyelidiki,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes AKBP Himawan,kemarin. Terpisah, Kanpendam/VII Wirabuana Letnan Kolonel Inf Yance Wolay membenarkan adanya anggota TNI Zipur diamankan.“ Saya juga heran kenapa dia melempar , padahal semestinya TNI mem-back up polisi. Sementara dia kami serahkan ke Denpom untuk diproses sesuai dengan hukum yang ada,”katanya.

Kordinator Lapangan Muh Aam dari Aliansi Mahasiswa Alauddin membeberkan,kejadian anarkis ini terjadi akibat mahasiswa dibenturkan dengan preman yang diduga disewa para polisi.“Awalnya masyarakat ikut turun bersama kami, dan terjadi seperti ini karena preman yang lansung menyerang kami,”singkat dia.

Bentrokan terus berlangsung hingga 21.00 Wita. mahasiswa yang awalnya di jalan, dipukul mundur masuk ke dalam kampus. Pukul 21.30 Wita, polisi terlihat sudah mengurangi konsentrasi pasukan di lokasi itu,namun lalu lintas masih macet. ● didiet haryadi/ wahyudi

Posting : Sindo
Wednesday, 28 March 2012 

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar