Jumat, 08 Maret 2013

GMKI Toraja : " Pluralisme Terkoyak, KORUPSI Makin Berjamaah "


Wajah Indonesia hari ini menyiratkan berbagai masalah serius, yang menghambat kesejahteraan rakyat segera harus diatasi. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme laksana penyakit kronis yang masih menggerogoti, turut mendorong perjalanan bangsa menuju kehancuran.
Demikian diungkapkan oleh Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) cabang Toraja, Natalianus.
Ditemui malam di Rantepao, Natalianus banyak mengungkapkan akar persoalan bangsa yang hingga kini belum tuntas penyelesaiannya.
Dikatakannya, GMKI melihat pancasila sebagai dasar negara perlu dipertahankan. Benang merahnya dengan Korupsi dan pluralisme menjadi sorotan GMKI, oleh karenanya menjadi salah satu agenda utama. Untuk dicarikan penuntasannya.
Nilai pluralisme yang selama ini dijunjung tinggi, imbuh dia, mulai tenggelam. Hal itu ditandai dengan minimnya para aparatur negara melindungi rakyatnya.

"Pluralisme dan Nasionalisme harus menjadi pencerahan bagi masyarakat yang mudah dipecah oleh isu SARA," tutur Natalianus.
Menurutnya hari kemerdekaan yang diperingati dengan upacara bendera, jangan hanya rutinitas belaka. Memaknai akar kemerdekaan wajib tuntas hingga mengenalnya secara hakekat, maupun secara sosial.
Lanjut dijelaskannya kemerdekaan yanag diraih dengan pengorbanan para pendahulu, akan semakin nyata hasilnya jika KKN dibasmi. " Itu bisa tercapai jika KKN diperangi," singkat Pengurus Pusat PPGT Koordinator kota Rantepao, Tikala dan Sesean ini.
Dalam pandangan lain ia mengatakan, saat ini pendidikan dan kesehatan menjadi PR bagi bagi negara. Penghianatan terhadap republik melalui penyelewengan kekuasaan hingga Korupsi berjamaah menggerus kualitas pendidikan.
"Banyak model paket program yang dihasilkan pemerintah, namun tetap saja belum menjawab kebutuhan kesehatan. Pemerintah harus re-evaluasi program indonesia sehat 2010. Menjadi kebutuhan mendesak penanganan masalah kesehatan yang berhubungan dengan hukum," beber Natalianus.

Lebih jauh Natalianus menilai perjalanan bangsa ditentukan oleh pemuda. Sejarah jelas mengatakan itu. Para Pemuda dan mahasiswa perlu mengkaji ulang apakah sudah dilakukan sesuai rel yang sebenarnya.
Perjalanan bangsa oleh Natalianus menuturkan telah terjadi pengingkaran, terhadap proklamasi serta konstitusi. Oleh sebab itu, kata dia, kedepan, harus ada penyadaran melalui pemuda.
Tak hanya KKN hingga peran pemuda disoroti oleh Natalianus.  Lemahnya penegakan hukum yang diujudkan makin banyaknya para koruptor, memaksa beberapa elemen pemuda dan mahasiswa turun kejalan. akibatnya, tutur dia, tindakan anarkisme terjadi. Kejadian itu perlu dikaji mengapa tindakan anarkisme oleh kebanyakan mahasiswa dan pemuda bisa terjadi.
"Pergerakan oleh pemuda jangan bersifat momentum, pijakannya harus berangkat dari proses dan akar masalah," tandasnya.(Editor: KTC01, Reporter: Papa Okira-kabar-toraja.com)

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar