TNO-Makale, Salah satu tonggak keberhasilan suatu pemerintahan adalah birokrasinya, dan modal utamanya adalah komitmen pemimpinnya terhadap kompetensi dan akuntabilitas yang dimiliki aparatnya. Terkait hal tersebut, di Tana Toraja dari hasil pantauan TNO dan beberapa tanggapan masyarakat terkait pelayanan publik dan birokrasi sangat tidak maksimal, bahkan terkesan AMBURADUL. Seperti halnya, Penerapan Rangkap Jabatan, sampai ada oknum yang sudah mengendalikan 3 SKPD sekaligus, ini sungguh sebuah kegagalan yang mungkin saja terkondisi karena peranan pihak-pihak diluar birokrasi.
Sementara di Kabupaten pemekarannya, Toraja Utara, walaupun masih berusia sangat muda, tetapi disentuh secara profesional, menghasilkan pemerintahan yang kuat. Pada suatu kesempatan, FB Sorring mengungkapkan "Bukan
zamannya lagi pendelegasian tugas yang tidak sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya, seperti tugas si anu dilimpahkan ke si anu", dan lebih ditekankan pada pelayanan di kecamatan-kecamatan dibawah kendali para Camat-nya.
Menanggapi kondisi di Tana Toraja, Ferryanto Belopadang, selaku Ketua LSM LEKAT mengungkapkan seharusnya Pemkab Tana Toraja mencontoh kepemimpinan Di Kabupaten Toraja Utara, dimana Bupati dan Wakilnya Seiring sejalan dan pelaksanaan birokrasi yang baik akan menghasilkan standar pelayanan prima "excellent service". Lanjut dikatakannya " Kalau di Tana Toraja sepertinya tanpa konsep dan tidak harmonisnya Bupati dan Wakilnya semakin menambah kesemrawutan birokrasinya. Saat ditanya tentang dominasi oknum non struktural dalam pengambilan keputusan, dengan guyon dijawabnya "Yang cuma punya posisi di dapur, jangan urus-urus pemerintahan, apalagi urus proyek, nanti menyesal" dan pada akhirnya yang korban jelas masyarakatnya, dan tagline kampanye Reformasi Birokrasi oleh Theopilus Allorerung pada saat pilbup, cuma hisapan jempol belaka".(tim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar