Sindonews.com - Pengamat kepolisian, Komisaris Besar (Purn) Alfons Loemau berharap, tragedi pembakaran yang terjadi di Mapolres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, dijadikan bahan pembelajaran Polri. Pasalnya, itu merupakan buntut dari lambannya penanganan kasus penembakan anggota TNI AD di Mapolres OKU.
"Masalah OKU harus jadi intropeksi di internal Polri. Apakah tindakan saat pelanggaran lalin (lalu lintas) sudah tepat dengan menembak sasaran, ini kan pelanggaran bukan kejahatan yang mana nilainya lebih kecil," katanya dalam diskusi polemik Sindo Radio bertema 'Cerita Lama Polisi dan Tentara' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2013).
Dia menambahkan, masalah lain yang harus menjadi agenda pembelajaran Polri adalah ketepatan waktu penggunaan senjata api.
"Kedua masalah teknis kapan harus cabut senjata kapan pistol itu dipakai. Jangan hanya trigger ini polisi merasa dihina langsung main tembak, apalagi ini dengan aparat akhirnya seperti ini," tukasnya.
Menurut dia, kesiapan mental polisi dalam menggunakan senjata api (senpi) juga harus dapat dipahami oleh semua anggota polisi. "Apakah mereka sudah dalam keadaan terancam tetapi sudah main tembak," pungkasnya.
Sekadar diketahui, pembakaran terhadap Mapolres OKU merupakan akibat lambannya pihak polisi dalam menangani kasus pembunuhan anggota TNI AD Yon Armed, Pratu Heru Oktavianus yang dilakukan oknum Polisi Lalulintas Polres OKU, Brigadir Wijaya, Minggu 27 Januari lalu.
TNI mendatangi Mapolres dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan satu unit truk. Tiba-tiba mereka menutup jalan dan meminta warga sekitar untuk bubar tidak mendekat, dan kemudian masuk ke Mapolres. Karena mendapat informasi akan melakukan aksi damai, para oknum Yon Armed diterima Kabagops Polres OKU, Kompol Afriya Jaya.
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba ada anggota oknum Yon Armed melempar batu ke kaca Traffic Management Center (TMC). Kemudian, mereka masuk kedalam ruangan dan menghancurkannya. Serta membakar mobil Suzuki Carry yang terparkir di halaman Mapolres.
Selanjutnya, disusul pembakaran gedung Satuan Pebinaan masyarakat (Sat Binmas). Kobaran api membesar dan menjalar keseluruh gedung Mapolres, terutama gedung utama. Hanya, gedung Satuan Narkoba saja yang kerusakannya tidak terlalu parah.
"Masalah OKU harus jadi intropeksi di internal Polri. Apakah tindakan saat pelanggaran lalin (lalu lintas) sudah tepat dengan menembak sasaran, ini kan pelanggaran bukan kejahatan yang mana nilainya lebih kecil," katanya dalam diskusi polemik Sindo Radio bertema 'Cerita Lama Polisi dan Tentara' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/3/2013).
Dia menambahkan, masalah lain yang harus menjadi agenda pembelajaran Polri adalah ketepatan waktu penggunaan senjata api.
"Kedua masalah teknis kapan harus cabut senjata kapan pistol itu dipakai. Jangan hanya trigger ini polisi merasa dihina langsung main tembak, apalagi ini dengan aparat akhirnya seperti ini," tukasnya.
Menurut dia, kesiapan mental polisi dalam menggunakan senjata api (senpi) juga harus dapat dipahami oleh semua anggota polisi. "Apakah mereka sudah dalam keadaan terancam tetapi sudah main tembak," pungkasnya.
Sekadar diketahui, pembakaran terhadap Mapolres OKU merupakan akibat lambannya pihak polisi dalam menangani kasus pembunuhan anggota TNI AD Yon Armed, Pratu Heru Oktavianus yang dilakukan oknum Polisi Lalulintas Polres OKU, Brigadir Wijaya, Minggu 27 Januari lalu.
TNI mendatangi Mapolres dengan mengendarai puluhan sepeda motor dan satu unit truk. Tiba-tiba mereka menutup jalan dan meminta warga sekitar untuk bubar tidak mendekat, dan kemudian masuk ke Mapolres. Karena mendapat informasi akan melakukan aksi damai, para oknum Yon Armed diterima Kabagops Polres OKU, Kompol Afriya Jaya.
Tidak tahu kenapa, tiba-tiba ada anggota oknum Yon Armed melempar batu ke kaca Traffic Management Center (TMC). Kemudian, mereka masuk kedalam ruangan dan menghancurkannya. Serta membakar mobil Suzuki Carry yang terparkir di halaman Mapolres.
Selanjutnya, disusul pembakaran gedung Satuan Pebinaan masyarakat (Sat Binmas). Kobaran api membesar dan menjalar keseluruh gedung Mapolres, terutama gedung utama. Hanya, gedung Satuan Narkoba saja yang kerusakannya tidak terlalu parah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar