Sabtu, 25 Agustus 2012

Aksi Anarkistis Mulai Marak

MAKASSAR– Tensi politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel mulai mengkhawatirkan. Aksi anarkistis serta perusakan atribut peraga dan simbol pemenangan kandidat sudah semakin marak.

Hanya berselang satu hari setelah pembakaran Posko Pemenangan Ilham Arief Sirajuddin- Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) di Jalan Tamangapa Raya, Antang, Makassar, kini giliran atribut yang terpasang di Posko Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang) dirusak oleh oknum yang tak bertanggung jawab di Jalan Daeng Tata, kemarin.Dinihari kemarin, Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Gowa juga dirusak belasan orang tak dikenal dengan mengendarai sepeda motor.

Akibatnya,beberapa fasilitas kantor penyelenggara pemilihan umum (pemilu) itu mengalami kerusakan seperti kaca jendela. Perusakan simbol- simbol politik menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel itu semakin menambah daftar tindakan anarkistis di sejumlah kabupaten/kota. Anehnya,hingga saat ini belum ada satu pun pelaku yang berhasil diusut untuk diproses secara hukum.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Iqbal Sultan mengatakan, di saat tensi politik memanas, pihak kepolisian harus mampu meraih simpati publik dengan mengusut tuntas semua aksi teror dan anarkisme yang dilakukan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.“Harapan terbesar ada pada kepolisian. Untuk dapat meraih kepercayaan dari publik, kepolisian harus bekerja maksimal dengan menangkap semua pelaku,” katanya kepada SINDO di Makassar, kemarin.

Selain itu, semua pihak harus ikut menciptakan suasana kondusif di sisa waktu empat bulan menjelang Pilgub Sulsel. Mulai dari KPU dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu). Selain itu,Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), Komisi Informasi Publik (KIP), media massa,harus mengambil peran untuk sama-sama ikut menciptakan pilgub yang damai. Menurut Iqbal, yang tidak kalah penting dalam menciptakan Sulsel yang damai adalah para kontestan yang ikut bersaing sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.

Demikian juga dengan tim pemenangan kandidat serta partai politik (parpol) pengusung. Mantan Ketua Jurusan Komunikasi Fisip Unhas ini menilai, para kadidat gubernur yang ada saat ini belum maksimal dalam mengawal tim dan pendukung mereka agar tidak melakukan aksi anarkisme, teror, atau intimidasi. Doktor di bidang ilmu komunikasi ini malah melihat di balik keakraban antarcagub yang sering diperlihatkan di depan publik hanyalah fatamorgana politik.

Di belakang, terjadi persaingan panas dan bahkan sangat mengkhawatirkan. Sebab mereka kerap saling sindir yang bisa membuat kalangan bawah terpancing. “Aktor politik tingkat atas terlihat akrab dan bersendagurau. Ada pesan politik bahwa mereka sangat akrab. Namun,hal itu tidak sampai ke tingkat bawah,”katanya.

Karena itu, Iqbal menawarkan kepada para kandidat agar melakukan perang ide dan menjabarkan visi misi kepada publik.Yang lebih penting bagi publik adalah program para kandidat untuk Sulsel ke depan. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sulsel menganggap aksi perusakan atribut kandidat beberapa hari terakhir ini masih tergolong kriminal murni.

Sehingga yang berhak melakukan pengusutan adalah aparat kepolisian. “Kita belum bisa masuk menangani itu karena belum ada kandidat resmi. Makanya kalau ada perusakan atau pembakaran posko dan atribut peraga, itu wewenang kepolisian yang mengusut dan menuntaskannya,” kata anggota Panwaslu Sulsel Anwar di Makassar, kemarin.

Disinggung soal langkahlangkahnya, Anwar yang dipercayakan sebagai juru bicara Panwaslu,mengaku hanya bisa mengeluarkan imbauan kepada bakal calon dan timnya agar tidak melakukan tindakan kekerasan atau anarkistis.

Menurut dia,saling menenangkan diri merupakan pilihan tepat ketimbang ikut terpancing jika menemukan perusakan yang dilakukan pihak tidak bertanggung jawab. “Lebih baik kita serahkan ke aparat kepolisian untuk menanganinya. Mari kita bersama-sama menjaga suasana kondusif, dan tidak terprovokasi dari ulah pihak tertentu yang ingin melihat Pilgub Sulsel tidak berjalan aman dan damai,”katanya.

Perusakan Kantor KPU

Perusakan kantor KPU Kabupaten Gowa terjadi sekitar pukul 03.00 Wita dinihari kemarin. Akibatnya, kaca depan aula kantor KPU yang terletak di Jalan Mallombassang itu rusak. Aksi pelemparan batu tersebut cukup singkat. Saksi di lokasi menyebutkan, para pelaku masuk ke halaman kantor KPU dengan menggunakan sepeda motor.Usai melakukan aksinya, mereka langsung kabur.

Batu yang dipakai melempar dan pecahan kaca tampak berserakan di halaman dan ruang aula KPU.Beberapa alat bukti sudah diamankan dan dibawa ke kantor Polres Gowa yang letaknya tidak terlalu jauh dari kantor KPU. Ketua KPU Gowa Zainal Ruma meminta kasus tersebut dituntaskan. Namun, dia menolak berspekulasi soal perusakan tersebut. Dia menyerahkan kepada pihak kepolisian untuk mengungkap motif di balik itu. “Kami meminta kepada polisi mengungkap pelaku perusakan tersebut, termasuk motif para pelaku melakukan aksi perusakan,” ungkapnya.

Kasubag Humas Polres Gowa AKP Andry Lilikay mengatakan, polisi sudah mengembangkan kasus perusakan kantor KPU Gowa tersebut.“Kami sudah mengamankan lima buah batu kali sebagai barang bukti untuk pengembangan lebih lanjut dari perusakan tersebut,” katanya.

Sementara itu, Kasubag Umum KPU Gowa Syamsul Alam mengatakan,saat terjadi aksi perusakan, kantor KPU dalam kondisi kosong. “Kami tidak mau sembarangan menuduh, apalagi ini menjelang tahapan Pilgub Sulsel 2013.Kami juga tidak mengetahui apa motif dari perusakan tersebut. Jelasnya, kami menyerahkan kepihak aparat untuk mengungkap pelaku perusakan tersebut,” katanya.

Menanggapi kejadian tersebut, kubu Syahrul Yasin Limpo dan Ilham Arief Sirajuddin sama-sama mendesak aparat kepolisian bertindak tegas ke pelaku pengrusakan dan penyebar terror tersebut. Alasannya hampir sama,jika membiarkan maka berpotensi menimbulkan kericuhan. Juru Bicara tim Pemenangan Sayang, Heny Handayani, menegaskan, aparat kepolisian harus mengungkap siapa aktor di balik maraknya perusakan.

Hal itu dianggap penting agar tidak memunculkan kecurigaan antarpendukung. Selain itu,dia mengimbau para pendukung dan sukarelawan agar tidak terprovokasi dengan aksi tersebut. “Kita sangat harapkan polisi melakukan tindakan tegas, menyikapi aksi pengrusakan, termasuk yang terjadi di posko kami,” tandas Heny kepada SINDO,kemarin.

Pernyataan sama disampaikan Juru Bicara Ilham- Aziz (IA) Selle KS Dalle.Menurut dia, aksi perusakan harus mendapat perhatian serius aparat kepolisian guna menghindari kejadian serupa di kemudian hari.Apalagi,pihaknya sudah melaporkan kasus pembakaran posko ke aparat kepolisian. “Kita serahkan sepenuhnya kepada aparat untuk mengatasi kasus itu. Kita percaya sama polisi bisa menanganinya. Lagian sudah ada komitmen dari Polda Sulselbar,”kata Selle.

Mengenai langkah lainnya, Selle sudah mengintruksikan kepada seluruh jajaran pendukung dan sukarelawan semakin merapatkan barisan dan mewaspadai aksi susulan yang ingin memperkeruh suasana.

posting : sindo

Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar