Selasa, 28 Agustus 2012

THEOPILUS : TAKUT BUNGANYA RUSAK, JADI SAYA JERA AREA KOLAM JADI ARENA ROAD RACE

THEOPILUS TAKUT BUNGANYA RUSAK?
TNO-MAKALE, Ketakutan yang berlebihan terkadang semakin memperparah seusatu, hal ini kadang terjadi. Tetapi kalau itu dipertontonkan oleh seorang Bupati, pastilah sangat merugikan masyarakatnya. Sikap kepemimpinan macam apa yang ditunjukkan? Ini bukan cerita, beberapa saat yang lalu, kami menuju rujab Bupati di Makale, terlihat beberapa orang berjalan lusuh meninggalkan tempat tersebut. saat TNO mencari tahu, mereka adalah para Panitia Pelaksana Road Race yang akan dislenggarakan saat desember nanti. Kegiatan yang mereka sudah daftarkan di event Lovely Desember melalui Dinas Pariwisata menjadi terkendala, pasalnya Theopilus Allorerung , sang Bupati Tana Toraja enggan memberikan Rekomendasi.

Saat TNO memasuki halaman rujab Bupati, salah seorang stafnya meminta kami menuju "GARASI", di tempat inilah Theo sang Bupati paling sering menerima tamunya. Saat mendengar penjelasan dari Panitia tentang penolakan Bupati Tana Toraja memberikan Rekomendasi terdengar lucu dan kekanak-kanakan,  Takut BUNGA-nya rusak!. Pernyataan ini disanggah Ketua Panitia Thasisola Road Race, Vijay, yang juga Pengurus KBPPP (Organisasi Anak POLRI), dikatakannya " Kami Panitia siap menjaga agar Bunga di pinggiran kolam tidak rusak, kami akan tutup dengan Karorok (plastik-red) dan ditaruh oli supaya para penonton tidak merapatinya, bahkan merusaknya. Tetapi saya yakin ini DIPOLITISIR ! ". Tetapi rupanya Theopilus sudah jera dengan Pelaksanaan Road Race sebelumnya, yang tidak membenahi kembali lokasi yang sudah dipakainya, setahu kami Penyelenggara yang dulu " Orangnya" juga, kog tidak disampaikan ke mereka, makanya Niat Panitia Road Race yang datang menjadi terhambat, gagal mendapatkan Rekomendasi.

Mendengar komunikasi ini, Ketua LSM LEKAT yang juga berada ditempat itu, seraya berkomentar " Kegiatan ini sudah masuk agenda Lovely Desember!", dijawab Theopilus, " Tidak tahu siapa yang masukkan". Sambil berlalu masuk ke dalam. Mendengar hal itu, ryan, ketua LSM LEKAT geleng kepala, diungkapkannya " Sebagai Bupati, seharusnya Theopilus memberikan komentar yang logis, untuk Road Race yang utama adalah keselamatan peserta dan penonton, tapi kenapa Dia ini bicaranya tentang bunga? he...he...he...Lucu! ". Apalagi sudah pernah ada event seperti ini dilaksanakan, tinggal memberikan rambu-rambu yang jelas sebagai Pembinaan, kalau mau jadi Pemimpin yang berhasil!"

Terlihat para panitia road race ini melangkah pulang dengan muka masam, dan sesekali menggerutu. Itulah kalau sesuatu dianalisa secara sepihak, tanpa mencari solusi yang lebih baik.(tim)


Artikel Terkait



4 komentar:

Anonim mengatakan...

Kalau difikir, memang pelaksanaan suatu event harus memperhatikan keselamatan. kenyamanan dan keamana warga, penonton dan masyarakat sekitar. Tak bisa diabaikankan juga masalah kelestarian dan kebersihan lingkungan. Jangan terjadi masalah seperti pelaksanaan Jambore di Kelurahan Bokin,yg berkedok pelestarian dan pengenalan lingkungan. Setelah event tesebut sampah dibiarkan di mana mana.
Himbauan kepada panitia pelaksana setiap event di kedua Toraja dan di manapun seharusnya care lingkungan setelah dan sesudah pelaksaan event. salam

Anonim mengatakan...

Kalu masalah bunga dan kebersihan,.. Masih ada kok solusinya, pihak panitia memberikan dana jaminan kepada pemerintah setempat... Sesuai dgn anggaran pemeliharan t4 tersebut... Jd apabila terjadi kerusakan pd t4 event berlangsung dan pihak panitia tdk bertanggung jawab maka dana jaminan tdk di kembalikan... Buat panitia. Buatlah laporan hasil kegiatan kepada pihak Pemda dan Keamanan... Jgn selesai event lenyap... Ha.ha.ha...

Anonim mengatakan...

sungguh dangkal pemahamannya bila komentar BUPATI di maknai hanya sekedar BUNGA hehehe. Tentu pengalaman buruk sudah terjadi sebelumnya hingga perasaan miris bahwa itu tdk akan terjadi lagi menjad dominan. Yang kedua kritik masyarakat mungkin oposisi tentang sampah yang menghiasi kolam juga tentu menjadi pertimbangan BUPATI, belum lagi soal sampah dibeberapa titik di makale yg penangnannya belum ada sulusi. Bgini salah bgitu salah dengan kata lain serba salah. Saran saya bersihkan dulu kolam baru janji tidak akan merusak keindahan kolam makale, berbuatlah kawan & berhentilah ngoceh hal-hal yang tdk bgitu penting, kritiklah hal-hal prinsipil itu akan lebih elok di mata kami masyarakat jelata.Semakin lama saya rakyat biasa ikut-ikutan muak melihat kelakuan para yang atas nama LSM namun hanya mengejar kepentingan pribadi & golongannya saja. Swry thnkz.Salama' le

Anonim mengatakan...

Saya setuju dan dukung keputusan pak bupati.krn kegiatan road race seharusnya dilakukan di tempat yg khusus utk arena balap,bukan di jalan2 umum seperti:area sekitar kolam makale yg sangat padat dan sempit sehingga sangat rawan menimbulkan kecelekaan bagi penonton dan pembalap,seperti yg pernah terjadi di rantepao dan merenggut korban jiwa.dan siapa yg bertanggung jawab kalau sampai jatuh korban?.apa panitia siap bertanggung jawab secara hukum?.saya jg mempertanyakan tindak lanjut kegiatan road race yg sdh sangat sering diadakan di toraja.apa output positif yg telah diberikan kpd toraja?.semoga kegiatan road race bukan hanya kegiatan sesaat yg sifatnya timbul tenggelam.terutama kpd IMI toraja agar animo pemuda toraja utk menjadi pebalap agar diakomodir dgn baik.dan kpd pak bupati toraja,sebagai pemimpin yg baik, krn area sekitar kolam memang tdk bisa digunakan utk road race maka tolong dicarikan area/tempat alternatif yg memang aman dan sesuai utk road race,....agar keindahan bunga-bunga sekitar kolam makale tetap terjaga dan kegiatan road race jg tetap dapat terlaksana dan semoga suatu saat dapat lahir pebalap2 dari toraja yg mengharumkan nama toraja bahkan nama indonesia melebihi harum bunga2 di sekitar kolam makale.....utk panitia semoga sukses

Posting Komentar